REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada cara mudah untuk melestarikan lingkungan sekaligus menyelamatkan isi dompet. Mari coba memulainya dengan mengurangi limbah makanan rumah tangga.
Jonathan Deutsch, profesor seni kuliner dan ilmu makanan di Drexel University di Philadelphia, menganjurkan agar setiap orang makan apa yang ada dan beli hanya barang-barang yang memang dibutuhkan. Ia mengatakan, berlatih berbelanja lebih cerdas tidak hanya berdampak pada lingkungan hidup, tapi juga menghemat uang Anda.
"Orang-orang perlu benar-benar memikirkan apakah mereka perlu membeli makanan sebanyak yang mereka beli," ungkap Deutsch yang juga penulis serta editor enam buku tentang manajemen makanan.
Seperti dilansir dari AP, Kamis (21/3), Deutsch pemborosan kerap terjadi dengan cara yang tak disadari orang. Di dapur, contohnya, orang cepat sekali membuang apel yang sudah memar atau daun hijau yang membungkus kepala kembang kol sementara bahan makanan itu masih bisa diolah menjadi saus atau lauk.
"Seorang juru masak yang baik dapat membuat makanan enak dari apa yang sudah ada di rumah. Jadi, pastikan Anda hanya membeli apa yang Anda butuhkan dan kemudian pastikan itu semua terpakai," ujarnya.
Masalah limbah makanan dunia terdokumentasikan dengan baik dan memiliki banyak segi. Limbah global konon disumbang 30 persen oleh makanan.
Di lain sisi, PBB mencatat sekitar 795 juta orang menderita kelaparan kronis. Limbah makanan yang tidak dikomposkan menumpuk di tempat pembuangan sampah. Masih mau buang-buang makanan?