Rabu 06 Mar 2019 15:19 WIB

Waspada, Menu Makanan Anak di Restoran Semakin Asin

40 persen menu makanan memiliki kandungan garam lebih tinggi dibandingkan 2015.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ani Nursalikah
Makanan cepat saji
Foto: Smartertravel
Makanan cepat saji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas asupan anak-anak perlu diperhatikan dengan baik agar bisa menunjang proses tumbuh kembang yabg optimal. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menjauhi makanan yang mengandung garam berlebih.

Ironisnya, menu makanan anak yang dijajakan oleh beragam restoran justru semakin asin. Menu-menu anak pada restoran cepat saji hingga restoran di pinggir jalan banyak yang menggunakan garam melebihi batas anjuran 1,8 gram per sajian makan anak.

Baca Juga

Tren makanan anak yang semakin asin ini diketahui dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Action on Salt di Inggris. Dalam penelitian ini, Action on Salt menganalisis 351 makanan dari 26 outlet restoran.

Analisis ini menemukan sekitar 20 persen menu-menu makanan masih memiliki kandungan garam yang sama dibandingkan pada 2015. Sekitar 40 persen menu makanan memiliki kandungan garam yang lebih tinggi dibandingkan 2015.

Action on Salt juga menemukan 41 persen atau 145 jenis makanan yang dianalisis memiliki kandungan garam yang tinggi. Kandungan garam pada makanan ini melebihi 1,8 gram per sajian.

Action on Salt mengungkapkan beberapa contoh menu makanan anak dengan kandungan garam di atas 1,8 gram per sajian. Salah satunya adalah burger ayam dengan kentang goreng garing dan kacang polong panggang dari TGF Fridays yang memiliki kandungan garam 5,3 gram per sajian. Jumlah garam ini hampir menyamai batas rekomendasi garam untuk makanan orang dewasa, yaitu enam gram per sajian.

Action on Salt menilai kandungan garam pada menu makanan anak perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah hingga orang tua. Misalnya, dengan membuat aturan pemberian label peringartan pada menu-menu makanan anak seperti yang sudah dilakukan di kota New York. Label ini dapat membantu orang tua untuk memilihkan opsi makanan yang lebih sehat untuk anak mereka.

Profesor di bidang ilmu pengobatan kardiovaskular dari Queen Mary University of London Graham MacGregor menilai pengurangan garam pada makanan merupakan tanggung jawab bersama yanv sepatutnya diemban oleh industri makanan, pemerintah dan tiap individu masyarakat. Ia juga menilai pengurangan garam merupakan cara yang paling cost effective untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tertentu.

"Ini cara yang paling cost effective untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat strok dan penyakit jantung," ujar MacGregor yang juga menjabat sebagai pimpinan dari Action on Salt.

Asupan garam untuk anak pada dasarnya sudah diatur dalam berbagai pedoman kesehatan sejak 2003 lalu. Batas asupan garam untuk bayi berusia 6 bulan ke bawah adalah kurang dari 1 gram per hari. Sedangkan untuk anak-anak berusia 11 tahun ke atas, batas konsumsi garam maksimal adalah 6 gram per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement