REPUBLIKA.CO.ID, FREETOWN -- Sierra Leone, kota di Afrika Barat, memilih simpanse sebagai simbol nasional baru. Deklarasi itu juga sebagai bagian dari upaya melindungi spesies yang terancam punah tersebut sekaligus mengubah citra negara sebagai tujuan wisata berkelanjutan.
"Simpanse Barat sekarang menjadi hewan nasional Sierra Leone," kata Menteri Pertanian Joseph Ndanema, dilansir di Malay Mail.
Simpanse Barat adalah satu-satunya subspesies simpanse yang terancam punah. Mereka telah musnah di beberapa wilayah, seperti Burkina Faso, Benin, Gambia, dan kemungkinan Togo.
Menurut The American Journal of Primatology, populasi mereka kian tergerus lebih dari 80 persen antara 1990 dan 2014. Sierra Leone adalah rumah bagi sekitar 10 persen dari 55 ribu yang diperkirakan masih hidup di alam liar.
Banyak pemburu memburu simpanse untuk diambil dagingnya. Kemudian para petani menembak mereka untuk melindungi tanaman mereka. Semakin banyak habitat simpanse yang semakin habis akibat pembangunan kota.
Selain itu, virus bola yang mematikan juga telah memusnahkan puluhan ribu kera liar. Selama 12 bulan terakhir, Cagar Alam Simpanse Tacugama yang terletak di perbukitan di pinggiran ibu kota Freetown mencatat rekor 11 simpanse dan 90 primata yatim piatu.
“Kami mendesak pemerintah menyatukan semua pemangku kepentingan untuk melindungi satu-satunya tempat perlindungan di negara ini dari deforestasi, dan aktivitas manusia untuk generasi masa depan,” ujar direktur Tacugama Bala Amarasekaran.
Pemerintah setempat menyatakan, dua cagar alam lainnya juga akan segera dibuka. Sierra Leone dalam konservasi satwa liar, juga menyatakan akan membantu menghidupkan kembali industri pariwisata yang hampir dua dekade ini sedikit redup setelah berakhirnya perang saudara, yang merenggut sekitar 120 ribu jiwa.
"Kami akan mengubah citra Sierra Leone sebagai tujuan wisata dengan simpanse," kata Menteri Pariwisata Memunatu Pratt.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
