Jumat 01 Mar 2019 19:14 WIB

Festival Sarung Indonesia 2019 Upaya Genjot Pamor Sarung

Festival Sarung akan dihelat dengan konsep Pesta Rakyat.

Pekerja melipat kain tenun yang dibuat menggunakan teknik Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (1/6). Kain tenun yang dibuat untuk bahan sarung tersebut dijual Rp9000-Rp70.000 per meter dan dipasarkan hingga ke Pulau Sumatra.
Foto: Harviyan Perdana Putra/Antara
Pekerja melipat kain tenun yang dibuat menggunakan teknik Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (1/6). Kain tenun yang dibuat untuk bahan sarung tersebut dijual Rp9000-Rp70.000 per meter dan dipasarkan hingga ke Pulau Sumatra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pokja Tolerasi bersama Dekranas, Smesco Indonesia, sejumlah Kementerian Lembaga, dan aktivis pemerhati budaya serta kebhinekaan menggelar Festival Sarung Indonesia 2019. Festival bertujuan menggenjot kembali pamor sarung dan pengarajinnya.

Festival yang baru pertama kali diselenggarakan ini akan dihelat dengan konsep Pesta Rakyat yang akan digelar di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada Ahad, 3 Maret 2019. Ketua Umum Panitia Pelaksana Festival Sarung Indonesia IGK Manila menyebut maksud dari festival ini adalah untuk mendukung program pemerintah dalam memajukan Usaha Kecil Mikro dan Menengah di Indonesia.

Baca Juga

Banyak pengrajin sarung di daerah yang masuk kategori ini. "Selain itu kami hendak membangkitkan kembali kebanggaan kita terhadap sarung sebagai salah satu identitas budaya," kata Manila dalam konferensi pers di Kemendikbud RI, Senayan, Jumat (1/3).

Manila berharap, masyarakat Indonesia terutama yang dekat dengan Jakarta untuk datang ke festival ini dan bersama-sama mengapresiasi sarung yang merupakan bagian dari budaya bangsa. "Apalagi ini festival sarung terbesar yang baru pertama kali diselenggarakan," kata dia.

Ketua I Festival Sarung Indonesia 2019 Julie Tresna Dewani mengatakan semua pihak yang ambil bagian dalam acara ini tergerak untuk menbuat festival sarung berangkat dari kondisi pengrajin sarung di pelosok yang harus dibantu. "Inti dari seminar ini adalah untuk membantu memajukan perekonomian rakyat terutama pengrajin sarung dimana di setiap sudut Indonesia kita punya sarung yang beragam," ucap dia.

Julie menyebut banyak pengrajin yang gulung tikar karena popularitas sarung dianggap sudah menurun, oleh karena itu publik perlu diingatkan lagi pada sarung agar bisa kembali populer seperti batik. Kegiatan ini juga diisi oleh beragam kegiatan mulai dari diskusi, fesyen show, dan karnaval sarung yang akan digelar di puncak kegiatan mulai pukul 6.00 WIB sampai 18.00 WIB.

"Banyak pulau-pulau yang menonjol sarungnya nanti mereka akan pameran, dan mereka yang terdampak bencana seperti Donggala, Lampung, dan Lombok juga akan diikutsertakan " katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement