Senin 25 Feb 2019 16:07 WIB

Iklan Zara Picu Kontroversi di Cina

Zara dianggap mencoba membaratkan wajah model yang keturunan Cina.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Iklan Zara dengan model Li Jingwen.
Foto: dok Zara
Iklan Zara dengan model Li Jingwen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Model Cina Jing Wen telah bekerja untuk beberapa label paling eksklusif di industri mode global. Si cantik berusia 25 tahun yang bernama lengkap Li Jingwen juga sempat beberapa kali muncul di sampul Vogue Italia, Cina, juga label-label papan atas lainnya seperti Chanel dan Prada.

Tetapi para pengguna media sosial Cina menentang cara raksasa mode Spanyol, Zara, yang memilih untuk menggambarkan Li dalam iklan baru-baru ini. Dalam iklan Zara, Li menggunakan tata rias minimalis dengan lipstik merah tua yang mencolok. Plus ditambahkannya ‘freckles' atau bintik-bintik yang biasa nampak pada paras orang Barat.

Baca Juga

Tetapi di Cina freckles relatif tidak umum dan bagi model atau selebritas mereka harus memiliki kulit yang halus dan putih. Misalnya saja Fan Bingbing, salah satu aktris paling terkenal dan terkenal di Cina.

Para kritikus di Cina kemudian menuduh Zara memaksakan standar kecantikan Barat pada model Cina. "Mengapa wajah berbintik-bintik disalahartikan sebagai mode tinggi?" tulis seorang komentator di Weibo, seperti dilansir News.com.au, Senin (25/2).

Menanggapi hal itu, seorang perwakilan Zara mengatakan iklan itu ditargetkan secara global, bukan di pasar Cina secara khusus. "Estetika orang-orang Spanyol berbeda," kata mereka. "Model kami semuanya dipotret murni, gambar tidak berubah, dan mereka tidak dimodifikasi."

Setelah komentar perwakilan Zara dipublikasikan, tagar #ZaraRespondsToUglifyingChineseModelComments mulai viral dan mengumpulkan hampir 500 juta tampilan di Weibo. Bahkan banyak yang terus menuduh Zara telah melakukan rasisme.

Insiden itu juga sampai ke media milik pemerintah Cina. The China Daily mengatakan, masyarakat yang mengkritisi iklan baru Zara dimungkinkan karena ingin menjaga karakter bangsa.

“Kecintaan pada budaya sendiri, sedang dipromosikan oleh kepemimpinan negara ini. Memang toleransi adalah bagian penting, namun ketika kita belajar untuk saling bertoleransi dalam hal estetika kepercayaan budaya akan dimiliki oleh semua orang,” kata salah satu sumber dikutip The China Daily.

Sementara itu, Li sendiri belum menanggapi kontroversi itu. Tetapi melihat dari komentar sebelumnya, sepertinya dia tidak akan mempermasalahkan cara Zara menggambarkannya.

Dalam sebuah wawancara Vogue tahun 2016 lalu, Li mengaku dirinya sempat membenci bintik-bintik atau freckles. Karena freckles tidak dimiliki oleh orang Asia dan di tempat kelahirannya hal itu dipandang sebagai sesuatu yang tidak bagus.

"Di sekolah menengah dulu aku selalu mencoba untuk menutupi. Tetapi sekarang tidak masalah. Saya suka mereka, dan itu sudah cukup,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement