Sabtu 23 Feb 2019 05:48 WIB

Megahnya Masjid Agung Shaikh Zayed

Karpet masjid dikerjakan 1.300 perajut menjadi karpet rajutan terlebar di dunia.

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Indira Rezkisari
Masjid Agung Shaikh Zayed di ibu kota UEA, Abu Dhabi.
Foto: Republika/Teguh Firmansyah
Masjid Agung Shaikh Zayed di ibu kota UEA, Abu Dhabi.

REPUBLIKA.CO.ID, Wanita berkacamata itu membetulkan serban sang suami dan gamis yang dikenakannya. Sesekali, ia menggeserkan serban ke kanan dan kiri hingga pas dilihat. Dari cara mengenakannya, mereka terlihat asing dengan pakaian khas Arab tersebut.  

Di samping sang ayah, seorang anak laki-laki berkaca mata hitam sudah memakai keffiyeh serta gamis serba putih dan  bersiap untuk berkeliling. Ketiganya merupakan turis asal Asia Timur yang sedang mengunjungi Masjid Agung Shaikh Zayed.

Lokasi masjid ini berada di ibu kota UEA, Abu Dhabi, atau sekitar satu jam dari pusat kota Dubai. Turis yang berlibur ke Uni Emirat Arab memang tak lengkap jika tidak mengunjungi masjid tersebut.

Kemegahan masjid ketiga terbesar di dunia ini bahkan sudah terlihat sebelum Anda memasuki kawasan itu. Menara yang menjulang dan jajaran kubah berwarna putih menambah keanggunan masjid.

Pengunjung berasal dari berbagai negara, ras maupun agama. Di pintu masuk selasar terdapat tulisan "#tolerance". Tulisan yang dibangun di tengah-tengah aula ini menandakan keberagaman dan toleransi sesama umat manusia.

photo
Bagian dalam Masjid Agung Shaikh Zayed di ibu kota UEA, Abu Dhabi.

Bangunan tulisan itu juga memperlihatkan agama Islam yang penuh cinta damai dan menghargai perbedaan. Boleh dibilang masjid ini merupakan 'Masjid Lintas Peradaban'. Terlihat dari perpaduan arsitektur bangunan, bahan material, hingga pengunjung yang datang ke masjid tersebut.

Ada sejumlah peraturan jika Anda ingin memasuki kawasan Masjid. Bagi Turis perempuan harus mengenakan pakaian menutup aurat. Karena itu, pengurus masjid menyediakan pakaian khusus abaya.

Pakaian itu menutupi seluruh tubuh dari atas kepala hingga ujung kaki, kecuali bagian muka dan telapak tangan. Abaya yang dikenakan umumnya berwarna hitam, biru dan merah marun.  Pakaian ini disediakan di pintu gerbang pemeriksaan. Pengurus juga menyediakan ruang untuk berganti atau merapihkan pakaian.   

Waktu saya mengunjungi UEA beberapa waktu lalu, terlihat sejumlah turis Eropa  mengenakan celana di atas lutut dan pakaian tanpa lengan berbaris di ruang pemeriksaan. Petugas kemudian memberikan pakaian abaya yang wajib mereka kenakan.  

Mereka tampak antusias dan bahkan berswafoto dengan pakaian khas Arab itu. Bagi pengunjung pria, petugas juga menyediakan gamis dan keffiyeh.  "Para pengunjung wanita wajib mengikuti aturan, mereka harus menutupi bagian tubuhnya," ujar Ochin, salah seorang petugas keamanan di areal Masjid.

Menurut Ochin, para pengunjung di Masjid Syaikh Zayed ini berasal dari berbagai negara seperti Eropa maupun Asia. Tingkat kepadatan pengunjung umumnya pada akhir pekan.  Masjid seluas 22.400 meter persegi ini mampu menampung 40 ribu pengunjung. Adapun aula utama masjid berkapasitas hingga 7.000 jamaah.  "Akhir pekan dan waktu libur panjang banyak yang berkunjung ke sini," ujarnya.

Pengunjung tidak perlu khawatir capai atau pegal berjalan. Karena pihak masjid menyediakan mobil golf bagi Anda untuk mengantarkan ke gerbang selasar bagian dalam.

photo
Masjid Agung Shaikh Zayed di ibu kota UEA, Abu Dhabi.

Pembangunan masjid

Masjid Syaikh Zayed merupakan salah satu yang terluas di dunia. Tokoh besar dari pembangunan masjid ini adalah Shaikh Zaed bin Sultan al Nahyan yang juga pendiri Uni Emirat Arab.

Masjid ini baru dibuka pada 20 Desember 2007 dengan waktu pengerjaan pembangunan selama 12 tahun. Masjid ini dinilai sebagai masterpiece dari arsitektur modern Islam dengan mengombinasikan gaya klasik Mamluk, Ottoman dan Dinasti Fatimah.

Kemegahan bangunan masjid ini juga terlihat dari barang-barang material yang digunakan. Dinding, tiang, maupun lantai dipenuhi oleh marbel-marbel berkelas dari Yunani dan Macedonia. Lebih dari 100 ribu ton marbel nuansa putih dimpor khusus dari kedua negara tersebut.

Pengerjaan konstruksi bangunan masjid ini juga melibatkan pekerja lintas negara. Insinyur Italia Salini Impregio memimpin 3.000 pekerja konstruksi dari 38 perusahaan kontraktor dari berbagai negara.

Tukang-tukang berpengalaman dari Jerman, Mesir, India, Turki, Inggris, Cina dan Pakistan menunjukkan keahlian mereka. Dan yang tak kalah menakjubkan adalah karpet di ruang utama tempat shalat.

Karpet ini merupakan karpet rajutan yang terlebar di dunia. Pembuatannya melibatkan 1.300 perajin asal Iran dengan menggunakan benang wool dari Selandia Baru. Saking beratnya, karpet harus diterbangkan dengan dua pesawat. Karpet dirajut kembali setibanya di UEA.

photo
Jurnalis Republika Teguh Firmansyah berswafoto dengan latar Masjid Agung Shaikh Zayed di ibu kota UEA, Abu Dhabi.

Waktu shalat

Azan Dzuhur berkumandang di Masjid Shaikh Zayed. Saya dan turis Muslim lain pun bergegas untuk mengambil air wudhu yang berada di lantai bawah. Petugas menyediakan sandal bagi Muslim yang hendak berwudhu.  Tempat wudhu dibuat melingkar seperti taman. Jamaah yang ingin bersuci sediakan dudukan khusus.

Salah satu turis yang saya temui di tempat wudhu ini berasal dari India.  Kami berbincang singkat dan ia mengaku sangat senang bisa berkunjung ke masjid ini. Ia tersenyum ketika saya mengatakan berasal dari Indonesia. "Saya suka Indonesia," ujarnya dengan bahasa Inggris berlogat khas India.  

Dari tempat wudhu ke area shalat berjarak sekitar 50 meter. Di depan pintu masuk, seorang petugas berjaga dan mengarahkan jamaah.  Pelaksanaan shalat dzuhur tidak di aula utama, melainkan di salah satu sisi ruangan.  Sementara turis-turis asing tetap diperbolehkan untuk mengunjungi spot-spot masjid yang lain.

"Silahkan taruh tasnya di belakang pak," ujar pria beserban sambil tersenyum.

Pria itu secara khusus bertanggungjawab untuk menjaga keamanan dan kenyamanan jamaah Shalat. Saya pun tak merasa khawatir dan meninggalkan tas di belakang. Kondisi ini berbeda dengan di dalam negeri saat kita dilarang untuk meninggalkan barang bawaan di belakang.

Jamaah yang mengikuti shalat beragam dari Arab, Asia, hingga orang Barat. Oh iya, Masjid Shaikh Zayed ini tak hanya dipakai untuk shalat wajib lima waktu. Masjid juga dipergunakan untuk shalat Jumat. Karena itu jika pada hari biasa yakni Sabtu-Kamis, biasanya dibuka pukul 10.00 pagi, maka pada Jumat masjid baru buka pukul 04.30.  

Perjalanan kami berakhir selepas shalat. Wisatawan masih terus berdatangan. Saya dan rekan dari Bank Syariah Mandiri kembali menaiki mobil golf menuju gerbang utama. Satu harapan kami yakni bisa kembali ke masjid ini dan shalat di dalam aula masjid utama. Wassalamualaikum Shaikh Zayed.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement