Jumat 22 Feb 2019 06:01 WIB

Saatnya Rencanakan Keuangan untuk Mudik

Jika memiliki dana terbatas, rencanakanlah mudik jauh-jauh hari.

Rep: Santi Sopia/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi.
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Mudik sudah menjadi tradisi sejak puluhan tahun di Indonesia. Namun, seringkali cerita pemudik masih banyak yang kurang menyenangkan, baik itu soal kondisi keuangan, transportasi, maupun suasana di perjalanan.

Menurut Founder dan CEO Jouska Indonesia Aakar Abyasa, dari sisi keuangan, tak jarang pemudik terjebak dalam kesulitan finansial. Salah satunya disebabkan kurangnya perencanaan.

"Tiap tahun istilahnya hampir setiap orang yang urbanisasi pasti mudik ya dan biasanya akhirnya pusing biaya cucian dan pusing cicilan. Tapi itu nggak bisa dibiarkan. Masa kerja setiap bulan uangnya langsung habis buat mudik? Makanya perlu perencanaan keuangan," ujar Aakar di acara H-90 mudik Tiket.com di Jakarta, Kamis (21/2).

Lalu sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk merencanakan keuangan mudik? Agar menjadi pemudik cerdas, ada dua situasi yang perlu diperhatikan.

Pertama, jika memiliki dana terbatas, rencanakanlah mudik jauh-jauh hari. Bisa juga mencicil kebutuhan, misalnya bulan pertama membeli tiket terlebih dulu agar tidak terlalu mahal. Kemudian bulan berikutnya merencanakan sewa mobil atau sewa lainnya. Kemudian saat mendapat THR dari kantor, membeli oleh-oleh untuk orang di kampung halaman.

Kedua, untuk kondisi finansial yang baik-baik saja, membeli tiket saat menjelang hari H lebaran juga tidak jadi masalah. Tapi yang jelas, pastikan sepulang mudik tidak mendapat masalah keuangan baru, entah itu utang atau cicilan.

Dia juga menyarankan menabung yang tidak boleh terlewat saat mendapatkan gaji bulanan. Jangan hanya karena ada kenaikan gaji, menjadi lupa menyimpan atau melakukan investasi. Karena setiap yang ditabung akan berguna untuk tahun-tahun berikutnya.

"Kalau orang kan gitu ya, masih gaji Rp 6 juta makan di kantin Rp 15 ribu nggak masalah. Begitu gaji Rp 8 juta makan Rp 15 ribu mencret. Begitu juga mudik, kalau tetep gesek kartu kredit itu nggak bagus. Karena kalau pemasukan naik, kelas menengah itu naik juga gaya hidupnya, padahal harusnya menabung," ujarnya.

Selain perencanaan, tidak kalah penting adalah memanfaatkan promosi.

Intinya, Aakar menambahkan, proses menabung memang tidak memberikan hasil kilat. Menabung hanya akan sangat bermanfaat saat dibutuhkan dan mudik pun tidak pusing lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement