REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil studi beban penyakit 2018 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terungkap bahwa 70 persen kematian dini disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM). Kepala Badan Litbang Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Siswanto mengatakan, hasil studi beban penyakit 2018 bahwa 70 persen kematian dini disebabkan PTM.
"Sebanyak 70 persen kematian akibat PTM. Kalau dilihat PTM itu apa saja? pertama, strok atau pendarahan di otak, kedua jantung, dan ketiga penyakit ginjal kemudian gangguan neonatus dan kanker," katanya saat ditemui di press briefing rapat kerja kesehatan nasional (rakerkesnas) 2019, di Jakarta, Rabu (13/2).
Ia menambahkan, faktor risiko PTM dibagi menjadi tiga, pertama masalah terkait dengan diet makanan atau faktor metabolik, kedua perilaku seperti makan tidak seimbang hingga kurang olahraga, dan faktor ketiga polusi udara. Terkait dengan faktor perilaku, ia menyebut masyarakat masih banyak yang mengkonsumsi makanan tidak seimbang dan kurang olahraga.
Karena makanan tidak seimbang, ia menyebut masyarakat mengalami obesitas dan yang ujung-ujungnya bisa ikut memicu PTM. Apalagi, ia menyebut angka obesitas naik berdasarkan riset kesehatan dasar (riskesdas) 2013 yang masih 26,6 persen dan 2018 naik sekitar 31 persen.
Ia menyebut wilayah yang penduduknya mengalami obesitas tertinggi yaitu Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Bali, Gorontalo. Sedangkan provinsi yang penduduknya obesitas terendah terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT), Jambi, Kalimantan Tengah, hingga Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Artinya kemakmuran dua sisi yaitu di satu sisi membuat lingkaran perut meningkat tapi di sisi lain karena life style yang tidak sehat maka dia cenderung terkena PTM," ujarnya.
Untuk mencegah obesitas, dia menyebut harus dilakukan pendekatan faktor risiko yakni mengubah gaya hidup yaitu olahraga, tidak minum alkohol, tidak makan berlebihan dan yang tidak kalah penting deteksi dini dengan cara skrining misalnya kalau sudah obesitas maka bisa cek kadar gula, hingga tekanan darah.