REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Selama masa kehamilan para ibu memang harus memperhatikan asupan nutrisi dan kesehatan mereka. Namun ada yang sering terlupa, yakni kosmetik yang berbahan aktif.
Menurut seorang konsultan dermatologis dan penulis The Skincare Bible, Anjali Mahto, bahan-bahan kosmetik aktif tertentu dapat diserap melalui kulit selama kehamilan. Ada peningkatan aliran darah sistemik dalam tubuh saat hamil sehingga penyerapan melalui kulit bisa membuat zat tersebut masuk ke aliran darah.
Ketika berada di dalam sirkulasi darah, zat aktif memiliki potensi melintasi plasenta dan mempengaruhi perkemabangan janin. Pendiri Goldfaden MD, Gary Goldfaden mengatakan hormon kehamilan dapat menyebabkan kulit berjerawat, sensitif, dan kering.
“Produk perawatan kulit atau kosmetik tidak secara hukum diklasifikasikan atau diakui sebagai obat. Ada banyak kontroversi seputar apa yang diserap atau tidak diserap ke dalam tubuh. Lebih baik berhati-hati saat hamil,” kata Goldfaden.
Ada enam bahan aktif kosmetik yang harus dihindari oleh ibu hamil, seperti yang disiarkan di Womens Health Magazine, Selasa (12/2).
Zat retinoid atau retinol
Selain itu, beberapa obat jerawat seperti roaccutane. Mahato mengatakan meskipun tingkat oenyerapan retinol dan resep retinoid melalui kulit rendah, ada laporan kelainan perkembangan embrio atau janin yang disebabkan retinoid.
Asam salisilat
Zat ini sering digunakan untuk melawan jerawat. Mahato berpendapat konsestrasi asam salisilat rendah benar-benar aman digunakan dalam kehamilan.
Dalam konsentrasi rendah hingga dua persen, itu tidak mungkin menimbulkan risiko bagi bayi. “Tetapi tidak boleh digunakan dalam presentase tinggi. Agar sangat aman, sebaiknya periksa ke dokter umum atau dokter kulit,” kata Mahato.
Hidrokuinon
Zat ini terdapat dalam bahan pencerah kulit dan krim pemutih kulit ilegal. Krim pemutih kulit ilegal sangat berbahaya dan tidak boleh digunakan selamanya.
Formaldehida
Formaldehida dulunya digunakan dalam beberapa perawatan pelurusan rambut. Penggunaannya menjadi sangat terbatas setelah ditemukan sebagai karsinogen sekitar 2014.
“Zat ini adalah karsinogenik dan dapat diserap ke dalam organ tubuh. Anda tidak boleh menggunakan ini pada saat hamil dan tidak,” kata Goldfaden.
Paraben
Beberapa ilmu pengetahuan telah menyatakan paraben meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh. “Paraben telah terbukti menyebabkan perubahan sel pada hewan dan harus dihindari saat hamil, “ ujar Goldfaden.
Spironolakton
Ini adalah obat tetapi kadang-kadang diresepkan untuk mengobati jerawat. Mahato mengungkapkan penggunaan selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir.