Kamis 07 Feb 2019 18:03 WIB

Pencarian Jati Diri Alita Si Putri Perang

Alita Battle Angel adalah proyek kolaborasi James Cameron dan Robert Rodriguez

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Alita Battle Angel
Foto: foxmovies.com
Alita Battle Angel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria paruh baya bernama Ido (Christoph Waltz) menemukan sebuah rongsokan yang masih memiliki inti cyborg dan otak gadis remaja di tempat pembuangan barang. Benda itu kemudian diperbaiki sehingga membentuk makhluk sibernetik (cybernetic organism) yang dia beri nama Alita (Rosa Salazar).

Cyborg berbentuk perempuan remaja itu mengalami hilang ingatan, sehingga dia tidak tahu tentang masa lalunya, termasuk rasa jeruk yang begitu segar, dan coklat yang manis. Mereka hidup menjadi bagian Iron City, bagian bawah tempat menampung orang-orang yang tidak bisa berada di Zalem, satu-satunya kota di atas awan.

Kehilangan ingatan membuat Alita pun penasaran dengan jati diri sebenarnya. Dia mencoba untuk mengetahui kehidupan sebelumnya yang bisa kepingan-kepingan diperoleh ketika melakukan hal-hal yang menantang, seperti perkelahian. Tidak diduga, ternyata dia memiliki memori gerak yang begitu baik, layaknya seorang tentara yang sudah terlatih.

Dalam proses pencarian jati diri itu pun Alita bertemu dengan Hugo (Keean Johnson) yang membantunya pula menjelajahi dunia yang baru dikenalnya itu. Masalah pun muncul ketika Alita bersinggungan dengan pasukan Vector (Mahershala Ali) yang bertugas untuk menjalankan sistem di Iron City.

Alita pun harus berhadapan dengan keingintahuan tentang masa lalunya, masalah di masa dia seperti lahir kembali, dan pertanyaan apa yang akan terjadi untuknya di masa depan. Pertarungan, kisah cinta, dan rasa pedih menjadi sesuatu yang dipelajari secara cepat.

Film Alita: Battle Angel merupakan proyek kolaborasi James Cameron (Avatar) dan Robert Rodriguez (Sin City). Posisi sutradara diberikan pada Rodriguez, dan Cameron sebagai produser bersama dengan Rodriguez dan Jon Landau.

Proyek ini cukup dinanti oleh banyak penikmat film. Hanya saja, ternyata setelah dirilis, film tersebut tidak terlalu mendapatkan sambutan baik. Dalam situs RottenTomatoes, film ini hanya mendapatkan 57 persen penilaian segar dengan nilai rata 5.8 dari 61 ulasan yang masuk. 

Bagi yang tertarik, film yang diangkat dari novel grafis karya Yukito Kishiro berjudu sama, dimana Indonesia mendapatkan tanggal penayangan awal sejak 5 Februari lalu. Sedangkan di Amerika Serikat film ini baru akan tayang pada 14 Ferbuari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement