REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Tulus pada Rabu (6/2) malam menggelar konser tunggalnya, Konser Monokrom Tulus, di Istora Senayan, Jakarta. Tulus di hadapan 5.000 penonton konsernya mengaku tidak pernah punya mimpi memiliki karier di dunia musik. “Saya tidak pernah berpikir punya album, bahkan bisa konser malam ini,” ujarnya.
Langkahnya di dunia musik disebutnya berawal dari keberanian Tulus membuat album pertama di tahun 2011. Lagu-lagu di album pertamanya dibuat di Bandung bersama Ari Renaldi yang pada Konser Monokrom Tulus bertindak sebagai sutradara musik.
Tulus memang tidak pernah menyangka karyanya bisa dinikmati ribuan manusia, seperti malam konsernya. “Saya tidak memiliki ekspektasi yang lebih ketika pertama kali membuat album pertama. Semua ini bisa terjadi karena kalian semua. Saya tidak ingin banyak berkata malam ini. Saya ingin kalian menikmati semua dengan penuh kebahagiaan. Terima kasih untuk apresiasi teman-teman yang sudah mengantarkan saya sampai di titik ini,” tutur pria kelahiran 20 Agustus 1987 itu, kepada 5.000 penonton konsernya.
Tadi malam Tulus membawakan lebih dari 20 lagu. Tepuk tangan paling meriah muncul ketika Tulus menyanyikan 'Langit Abu-Abu'. Ia menyanyi ala acapella diiringi sejumlah penyanyi latar.
Sebelumnya Tulus meminta kepada penonton untuk menahan diri tidak ikut menyanyi. "Saya tahu ini susah, tapi coba ya menahan tidak ikut menyanyi," pinta Tulus kepada penonton.
Penonton pun dibuat terkesima dengan olah vokal Tulus beserta penyanyi-penyanyi latarnya. 'Langit Abu-Abu' merupakan salah satu lagu dari album ketiga Tulus Monokrom yang rilis tahun 2016.
Dalam Konser Monokrom Tulus Jakarta, penyanyi bernama lengkap Muhammad Tulus itu membawakan lagu-lagu dari ketiga albumnya. Di antaranya seperti 'Gajah', 'Ruang Sendiri', 'Tukar Jiwa', 'Cahaya', 'Bumerang', 'Monokrom', 'Teman Hidup', 'Sewindu', 'Sepatu', 'Pamit', juga 'Jangan Cintai Aku Apa Adanya'.