REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serial Netflix terbaru berjudul Tidying Up dengan cepat menjadi populer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Cara Marie Kondo membantu orang-orang merapikan rumah mereka yang 'kacau' dinilai sangat menarik.
Misalnya, dengan membuang barang-barang yang sebenarnya dibutuhkan dari rumah yang berantakan. Membuang barang-barang yang tak dibutuhkan dan merapikan rumah memang dapat memberi banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat ini tak hanya terbatas pada manfaat fisik, tetapi juga manfaat secara mental, dan bahkan finansial.
"Ketika orang mulai membuang barang-barang yang tak diperlukan, perasaan awal yang muncul adalah harapan hidup mereka akan berubah dengan melakukan kegiatan ini," ujar pengurus pribadi bersertifikat Ellen Delap yang juga menjabat sebagai pemimpin di National Association of Productivity and Organizing Professionals seperti dilansir Health Line.
Kegiatan membuang barang-barang yang tak diperlukan juga dapat memberikan perasaan memegang kontrol yang lebih baik karena kadar stres cenderung berkurang. Rumah yang berantakan dan dipenuhi barang-barang tak penting akan membuat penghuni rumah merasa lebih stres ketika mencari sesuatu.
Keuntungan terbesar dari menyingkirkan barang-barang yang tak dibutuhkan dari rumah adalah waktu. Dengan menyingkirkan barang-barang ini, penghuni rumah akan memiliki lebih banyak waktu untuk fokus terhadap apa yang lebih berarti bagi mereka.
Delap mengatakan tiap orang memiliki alasan masing-masing mengapa mereka mengumpulkan barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Bisa jadi barang-barang tersebut merupakan warisan dari orang yang dikasihi atau memiliki nilai sentimental sehingga sulit untuk dilepaskan.
"Dan hasilnya barang-barang akan terus menumpuk," kata Delap.
Delap memiliki beberapa tips untuk bisa membuang barang-barang yang tak dibutuhkan di rumah dengan efektif. Untuk baju misalnya, Delap menyarankan agar penghuni rumah menaruh sebuah wadah di dekat lemari dan menaruh pakaian apa pun yang tak lagi diinginkan untuk dipakai. Pakaian-pakaian ini nantinya bisa didonasikan dalam acara amal atau ke organisasi yang sesuai.
Manfaat decluttering atau membuang barang-barang yang tak dibutuhkan ini sudah dirasakan oleh penulis The Minimalist Home, Joshua Becker. Becker mulai merasakan manfaat dari membuang barang-barang yang tak ia perlukan sejak 10 tahun lalu.
Kala itu, Becker memutuskan membersihkan garasi rumah karena menganggap anak laki-lakinya yang berusia lima tahun akan ikut membantu. Namun, anaknya hanya membantu selama 20 detik saja dan setelah itu pergi meninggalkan Becker sendiri di garasi.
Saat melanjutkan pekerjaan membersihkan garasi, tetangga Becker datang menghampiri. Becker sempat mengeluh kepada tetangganya karena ia sudah menghabiskan banyak waktu hanya untuk membersihkan garasi. Tetangga Becker menjawab hal seperti ini yang membuat anak perempuan tetangganya menjadi seorang minimalist.
"Pada saat itu, saya sadar tidak hanya barang-barang ini tidak membuat saya bahagia, tetapi lebih buruk lagi, barang-barang ini sebenarnya merebut saya dari hal yang sebenarnya membawa kebahagiaan bagi saya," kata Becker.
Sejak saat itu, Becker juga memutuskan menjadi seorang minimalist. Hal ini dimulai dengan membuang barang-barang yang tak ia butuhkan dan meminimalisasi kepemilikan benda di dalam keluarganya.