Kamis 24 Jan 2019 19:17 WIB

Studi Ungkap Bahaya Laten dari Beragam Manfaat Aspirin

Meski menurunkan risiko jantung, aspirin diyakini meningkatkan pendarahan

Rep: Rossi Handayani / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Aspirin
Foto: EPA
Aspirin

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah studi besar dari tim peneliti Inggris, telah memeriksa data dari lebih dari selusin uji klinis yang berbeda. Studi dilakukan untuk menyimpulkan bahwa bahaya penggunaan aspirin setiap hari dapat melebihi potensi manfaat bagi individu, yang umumnya sehat.

Pada paruh kedua abad ke-20 aspirin dikenal sebagai obat pencegahan yang efektif untuk serangan jantung. Kemudian pada akhir 1980-an penggunaan sehari-hari secara teratur direkomendasikan oleh dokter, terutama untuk pasien yang lebih tua.

Selama beberapa tahun terakhir, keamanan dari rekomendasi umum ini telah dipertanyakan oleh beberapa peneliti yang menyarankan aspirin meningkatkan risiko seseorang menderita peristiwa pendarahan serius. Dan sebuah meta-studi baru mendukung masalah ini, mereka menyimpulkan bahwa peningkatan risiko perdarahan, kemungkinan besar menghilangkan manfaat kardiovaskular.

Penelitian baru mengumpulkan data dari 13 percobaan, yang terdiri lebih dari 160 ribu subyek. Sementara ditemukan bahwa penggunaan aspirin memang mengurangi peristiwa kardiovaskular dibandingkan dengan subyek yang tidak menggunakan aspirin, itu juga meningkatkan kejadian peristiwa perdarahan besar.

Kevin McConway, seorang peneliti dari Open University merangkum hasil yang menjelaskan bahwa dari 10.000 orang sehat, sekitar 61 orang biasanya menderita serangan jantung atau stroke tanpa penggunaan aspirin setiap hari. Sedangkan penelitian baru menunjukkan hanya 57 akan menderita masalah yang sama jika menggunakan aspirin.

"Hanya empat lebih sedikit dari 10 ribu, tetapi itu masih memiliki beberapa kepentingan mengingat seberapa umum penyakit tersebut dan seberapa serius penyakit kardiovaskular," kata McConway, dilansir dari laman New  Atlas, Kamis (24/1).

"Kelemahannya adalah meningkatnya kejadian pendarahan besar, termasuk pendarahan di dalam tengkorak dan otak atau pendarahan besar di perut atau usus," lanjut McConway.

Dibandingkan dengan manfaat perlindungan potensial ini, McConway menyarankan dari 10.000 subjek sehat yang biasanya sekitar 16 mengalami peristiwa perdarahan yang merugikan pada tahun tertentu. Jumlah ini meningkat menjadi 23 ketika mempertimbangkan penggunaan aspirin. Jadi kesimpulan umumnya adalah, membandingkan risiko dengan manfaatnya, aspirin mungkin lebih berbahaya daripada manfaatnya jika seseorang sehat, dan tidak berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular.

Penulis utama studi baru ini, Sean Zhang berharap penelitian baru ini akan membantu memperjelas kapan pasien harus diresepkan, atau tidak boleh menggunakan aspirin sebagai obat pencegahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement