Senin 02 May 2022 16:41 WIB

Aspirin tidak Lagi Disarankan untuk Cegah Serangan Jantung

Selama bertahun-tahun aspirin direkomendasikan untuk sakit jantung.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Selama bertahun-tahun aspirin direkomendasikan untuk sakit jantung.
Foto: www.freepik.com.
Selama bertahun-tahun aspirin direkomendasikan untuk sakit jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama bertahun-tahun, dokter merekomendasikan orang berusia 50-an untuk mulai mengonsumsi aspirin setiap hari untuk mencegah serangan jantung dan stroke. Namun, kini para ahli kesehatan mengubah rekomendasi tersebut.

Perubahan pedoman didasarkan pada bukti baru yang terungkap dalam riset beberapa tahun terakhir. Ada kemungkinan bahaya mengonsumsi aspirin setiap hari, sehingga ada perbaikan dalam rekomendasi untuk publik.

Baca Juga

Panduan baru itu dibuat oleh Satuan Tugas Layanan Pencegahan Amerika Serikat (USPSTF). Profesional medis yang tergabung di kelompok tersebut adalah para dokter berpengaruh yang memandu praktik medis terbaik di AS.

Pedoman baru tidak lagi merekomendasikan konsumsi aspirin setiap hari untuk orang berusia 60 tahun ke atas. Orang berusia 40 hingga 59 tahun hanya boleh meminumnya jika berisiko tinggi mengidap penyakit kardiovaskular.

Jika orang dalam rentang usia 40 hingga 59 tahun hendak mengonsumsi aspirin untuk mencegah stroke dan serangan jantung, mereka diminta berkonsultasi dengan dokter. Para ahli juga menyampaikan bahwa konsumsi aspirin untuk pasien di atas usia 75 tahun hanya memberikan sedikit manfaat.

Wakil ketua gugus tugas, Michael Barry, menyampaikan alasan lain mengapa aspirin untuk pencegahan penyakit jantung dan stroke tidak lagi dianjurkan untuk pasien 60 tahun ke atas. "Karena kemungkinan pendarahan internal meningkat seiring bertambahnya usia, potensi bahaya penggunaan aspirin membatalkan manfaat pada kelompok usia ini," ungkap profesor kedokteran di Rumah Sakit Umum Massachusetts tersebut.

Rekomendasi baru ditujukan untuk orang-orang yang belum mulai mengonsumsi aspirin setiap hari. Panel ahli tidak mengeluarkan panduan untuk orang yang sudah mengonsumsi aspirin setiap hari.

Hal itu disampaikan anggota satuan tugas, John Wong. Profesor kedokteran di Tufts Medical Center tersebut menganjurkan orang yang sudah mengonsumsi aspirin segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan.

"Penting bagi mereka untuk memutuskan bersama dengan profesional kesehatan apakah memulai konsumsi aspirin tepat karena meminumnya setiap hari memang memiliki kemungkinan bahaya yang serius," ujar Wong.

Ahli jantung di Klinik Cleveland, Steven Nissen, menyoroti bahwa bagi sebagian besar warga AS yang sebelumnya tidak mengidap penyakit jantung, aspirin tidak memberikan manfaat penuh. Dia berharap masyarakat memahami itu.

"Kerugiannya kira-kira sama dengan manfaat apa pun. USPSTF berupaya menyampaikan ini yang juga diterima secara luas dari sudut pandang ilmiah," tutur Nissen. dikutip dari laman ABC News, Senin (2/5/2022).

Pedoman baru tidak mengubah rekomendasi untuk orang yang pernah mengalami serangan jantung, stroke, atau masalah kardiovaskular utama lainnya. Konsumsi aspirin untuk melindungi mereka dari serangan lanjutan tetap kuat.

Dalam beberapa tahun terakhir, rekomendasi konsumsi aspirin harian untuk mencegah penyakit telah bergeser. Pada 2016, satuan tugas merekomendasikan orang-orang berusia 50-an yang berisiko mengidap penyakit jantung untuk meminum aspirin guna mencegah penyakit kardiovaskular dan kanker usus besar.

Rekomendasi terbaru berdasarkan penelitian tambahan menemukan bahwa manfaat itu mungkin tidak lebih besar daripada risikonya. Pakar menyimpulkan pencegahan kanker usus besar terbaik adalah skrining rutin yang dimulai pada usia 45 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement