Rabu 23 Jan 2019 20:10 WIB

Ajinomoto Kembangkan Teknologi Pendeteksi Kanker

Pemeriksaan kesehatan rutin bisa mengantisipasi dan mendeteksi banyak penyakit berbah

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja beraktivitas di dalam pabrik pengelolahan bahan baku PT Ajinomoto Indonesia, di Mojokerto, Jawa Timur. Kamis (29/11/2018).
Foto: ANTARA FOTO
Pekerja beraktivitas di dalam pabrik pengelolahan bahan baku PT Ajinomoto Indonesia, di Mojokerto, Jawa Timur. Kamis (29/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan produsen penyedap rasa asal Jepang, Ajinomoto Co Inc, mengembangkan teknologi pendeteksi kanker yang diberi nama Amino Index Risk Screening (AIRS).  Ajinomoto terus melakukan pengembangan dari penelitian panjang tentang manfaat asam amino. 

Keseimbangan konsentrasi asam amino dalam darah berubah saat menunjukkan tingkat kesehatan seseorang. Hal itu mengarah pada pengembangan teknologi pemeriksaan kanker praktis, yang dapat meningkatkan kemungkinan deteksi bila digabungkan dengan tes lainnya.

Berdasarkan keterangan tertulisnya, Rabu (23/1) Ajinomoto meyakini penggunaan teknologi itu akan mempermudah pencegahan dan deteksi kanker. Dokter cukup mengambil lima mililiter darah pasien yang akan diperiksa menggunakan teknologi asam amino. 

Teknologi AIRS dinilai mampu mendeteksi kanker perut, kanker paru-paru, kanker usus besar, kanker pankreas, dan kanker prostat pada pria. Sedangkan pada perempuan, yang dideteksi adalah kanker perut, kanker paru-paru, kanker usus besar, kanker pankreas, kanker payudara, dan kanker rahim atau ovarium.

Ajinomoto menyoroti bahwa di negara asalnya, Jepang, pemeriksaan kesehatan secara rutin sudah menjadi tren, bahkan menjadi aturan wajib. Layanan pemeriksaan kesehatan massal diberikan kepada siswa sekolah, karyawan kantor, anggota sistem perawatan kesehatan universal, komunitas, atau pemerintahan.

Produk domestik bruto (GDP) Jepang terkait kesehatan hanya sekitar 10 persen setiap tahun, lebih sedikit dari GDP Amerika Serikat yang sebesar 17 persen. Semakin rendah GDP negara terkait kesehatan, maka semakin sehat masyarakat di negara tersebut. 

Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr Daeng M Faqih, SH, MH, kesadaran masyarakat Indonesia terkait pemeriksaan kesehatan perlu ditingkatkan. Pemeriksaan kesehatan rutin bisa mengantisipasi dan mendeteksi banyak penyakit berbahaya.

"Kita harus mendorong masyarakat untuk melek terhadap pemeriksaan kesehatan, jangan sampai sudah terasa sakit, baru mendatangi dokter. Sebaik-baiknya adalah pencegahan daripada penanggulangan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement