Rabu 23 Jan 2019 08:56 WIB

Menjauhi Garam Sama Sekali Belum Tentu Menyehatkan

Manusia membutuhkan NaCl yang terdapat dalam garam.

Rep: MGROL 115/ Red: Indira Rezkisari
Garam
Foto: pixabay
Garam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Garam sudah lama dimusuhi karena dipandang merugikan bagi tubuh. Selama beberapa dekade, para peneliti telah mempelajari garam dan dampaknya pada tubuh manusia.

Tapi sebelum memutuskan untuk menjauhi garam, mari pahami si pemberi rasa asin tersebut. Dikutip dari laman Health Wholeness, Rabu (23/1), garam adalah mineral kristal yang terbuat dari natrium dan klorin (NaCl). Kedua elemen ini sangat penting bagi kehidupan.

Baca Juga

Manusia tidak bisa hidup tanpa NaCl karena kedua mineral itu berkontribusi pada banyak proses biologis kritis manusia. Misalnya, mengatur jumlah air dalam dan sekitar sel, membawa nutrisi masuk dan keluar dari sel, membantu fungsi otak, membantu saraf mengirimkan impuls listrik, membantu metabolisme pencernaan, hingga mengatur tekanan darah,

Jika unsur-unsur yang membentuk garam sangat penting bagi kesehatan, mengapa garam memiliki reputasi buruk? Ternyata banyak orang tidak menyadari perbedaan antara garam alami dan garam olahan.

Selama bertahun-tahun, dokter dan regulator pemerintah juga telah memberi tahu untuk mengurangi asupan garam karena alasan kesehatan. Mereka mengatakan diet tinggi garam dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, strok, dan bahkan kematian.

Tetapi apakah ini benar? Apakah garam benar-benar musuh? Meskipun masih ada perdebatan tentang topik ini, penelitian menunjukkan garam yang digunakan untuk membumbui masakan bukan penjahat bagi kesehatan. Anda hanya harus memilih garam yang tepat.

Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) merekomendasikan konsumsi natrium tidak lebih dari 2.300 mg per hari. Jumlah itu setara dengan satu sendok teh.

American Heart Association (AHA) menyarankan untuk mengurangi takaran Departemen Pertanian. Konsumsi yang dianjurkantidak lebih dari 1.500 mg per hari. Diperkirakan lebih dari 90 persen orang dewasa di Amerika mengonsumsi lebih banyak dari pada rekomendasi yang telah ditentukan.

Sebenarnya sejumlah penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara garam murni dengan penyakit jantung. Faktanya, penelitian ilmiah tidak menunjukkan bukti bahwa makan makanan rendah garam mencegah serangan jantung, strok, atau kematian. Sebaliknya, banyak penelitian justru menunjukkan sebaliknya. Yaitu, asupan garam yang tidak sesuai kebutuhan bisa membahayakan tubuh.

Katakanlah Anda menghindari makanan olahan sama sekali dan memberi makan tubuh Anda dengan buah-buahan organik, sayuran, protein tanpa lemak, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Kemungkinan Anda akan menambahkan garam untuk memberi rasa pada makanan.

Jangan merasa bersalah. Taburkan makanan dengan sedikit garam putih benar-benar baik dan bahkan dapat menawarkan Anda beberapa nutrisi tambahan.

Penting untuk dicatat bahwa tubuh setiap orang adalah unik dan bereaksi terhadap hal-hal yang berbeda. Jika memiliki tekanan darah tinggi, komplikasi jantung, masalah kesehatan lainnya, atau sedang minum obat, selalu yang terbaik untuk berbicara dengan dokter Anda sebelum mengubah asupan garam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement