REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi perundungan (bullying) tak hanya menyisakan luka atau trauma psikologis bagi para korban. Penelitian terbaru menunjukkan perundungan juga dapat menyebabkan perubahan fisik pada struktur otak korban.
Seperti diungkapkan dalam jurnal Molecular Psychiatry, penelitian ini melibatkan lebih dari 600 partisipan berusia 14-19 tahun. Para partisipan yang berasal dari berbagai negara di Eropa ini diminta untuk mengisi kuesioner dan menjalani pemindaian otak.
Dari analisis data, tim peneliti menemukan lebih dari 30 persen partisipan pernah mengalami perundungan kronis atau perundungan dalam jangka waktu lama. Setelah membandingkan data korban perundungan dengan data partisipan yang tak pernah mengalami perundungan, tim peneliti menemukan perundungan berat berkaitan dengan perubahan volume otak dan kadar kecemasan di usia 19 tahun.
Peneliti mengungkapkan bahwa perundungan dapat menurunkan volume pada beberapa bagian otak yang dikenal dengan nama caudate dan putamen. Caudate memiliki peran penting dalam menentukan bagaimana otak belajar, khususnya dalam memproses ingatan. Caudate menggunakan informasi dari pengalaman masa lalu untuk mempengaruhi pengambilan keputusan atau tindakan di masa depan.
Sedangkan putamen berperan dalam mengatur pergerakan tubuh. Selain itu, putamen juga turut mempengaruhi kemampuan belajar. Tim peneliti mengungkapkan perubahan fisik pada otak remaja yang mengalami perundungan secara terus-menerus dapat menjelaskan tingginya kadar kecemasan ketika mereka mencapai usia 19 tahun.
Menurut tim peneliti, perubahan struktur pada cautade dan putamen memang tak secara langsung menyebabkan terjadinya gangguan kecemasan. Akan tetapi, perubahan struktur pada kedua bagian otak ini dapat mempengaruhi beberapa perilaku yang berkaitan dengan timbulnya gangguan kecemasan.
"Seperti sensitivitas, motivasi, pengondisian, perhatian dan pemrosesan emosi," kata salah satu peneliti Erin Burke Quinlan dari King's College London seperti dilansir Medical News Today.
Adanya pengaruh perundungan terhadap perubahan struktur otak tentu cukup mengkhawatirkan. Terlebih bila perubahan ini terjadi saat remaja di mana perkembangan otak merupakan sesuatu yang sangat penting.
Oleh karena itu, Quinlan berharap agar upaya pencegahan perundungan khususnya di kalangan anak-anak dan remaja lebih diperhatikan. Terlebih aksi perundungan terhadap teman sebaya telah menjadi masalah global.