Jumat 21 Dec 2018 13:03 WIB

Gwyneth Paltrow Buka Suara Soal Perimenopause, Apa Itu?

Perimenopause juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri perempuan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ani Nursalikah
Gwyneth Paltrow.
Foto: People
Gwyneth Paltrow.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menopause merupakan fase yang akan dialami oleh setiap perempuan ketika memasuki usia akhir 40-an hingga awal 50-an tahun. Sebelum memasuki fase menopause, perempuan akan terlebih dahulu memasuki fase transisi yang dikenal sebagai perimenopause.

Saat berada dalam fase perimenopause, perempuan dapat mengalami beberapa gejala yang cukup mengganggu. Aktris Gwyneth Paltrow merupakan salah satu perempuan yang kini sedang mengalami fase perimenopause.

Dalam video yang diunggah Goop, perempuan berusia 46 tahun ini mengaku ada banyak perubahan yang ia rasakan ketika memasuki fase perimenopause. Salah satu yang ia rasakan adalah perubahan hormonal yang kemudian mempengaruhi beberapa hal pada tubuhnya.

"Berkeringat, perubahan suasana hati. Anda bisa tiba-tiba merasa marah tanpa alasan," ujar Paltrow seperti dilansir Good Housekeeping.

Meski jarang dibicarakan, fase perimenopause sebenarnya bisa bergejala seperti halnya fase menopause. Gejala-gejala pada fase perimenopause dapat mempengaruhi banyak aspek di dalam tubuh perempuan, mulai dari rambut hingga libido.

Pada dasarnya, perimenopause merupakan transisi alami yang akan dilewati perempuan sebelum siklus menstruasi benar-benar berhenti. Fase perimenopause ini biasanya dimulai ketika perempuan memasuki usia 40-an tahun. Akan tetapi, fase perimenopause juga bisa dimulai ketika perempuan memasuki usia pertengahan 30.

Di fase ini, tubuh perempuan secara bertahap akan memproduksi estrogen yang lebih sedikit. Hormon-hormon lain di dalam tubuh akan mulai bergejolak dibandingkan sebelumnya.

photo
Perempuan menopause tetap segar/ilustrasi

Gejala-gejala yang timbul pada fase perimenopause tak jauh berbeda dengan gejala menopause. Beberapa gejala umum dari perimenopause adalah berkeringat di malam hari, perubahan suasana hati, menstruasi tidak teratur, kenaikan berat badan, libido menurun, sulit hamil hingga keluarnya urine ketika batuk atau bersin.

Tak hanya itu, perimenopause juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri perempuan. Kepercayaan diri ini biasanya berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada fase perimenopause seperti rambut menipis dan mengering, kulit mengering, muncul masalah tidur hingga nyeri sendi.

"Kekeringan vagina juga menjadi salah satu gejala yang sangat umum dan sulit untuk dibicarakan," kata Dawn Harper.

Pada dasarnya, fase perimenopause tidak perlu membuat perempuan menderita. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meringankan keluhan dan gejala perimenopause.

Salah satu yang bisa dilakukan adalah menerapkan pola makan yang baik. Perempuan bisa menambahkan makanan yang mengandung phytoestrogen ke dalam pola makan mereka untuk mencegah terjadinya gejolak hormonal yang naik turun.

"Kedelai merupakan yang paling dikenal sebagai sumber phtyoestrogen, tapi yang lainnya ada buncis, lentil, biji rami, dan kacang merah," ujar Ahli Gizi Marilyn Glenville.

Menjaga kadar gula darah juga dapat membantu perempuan mengurangi perubahan suasana hati hingga depresi yang terjadi pada fase perimenopause. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengurangi konsumsi gula tambahan dan karbohidrat olahan.

Kadar gula yang menurun juga perlu dihindari demi mencegah dikeluarkannya hormon stres adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini dapat meningkatkan kecemasan, rasa tertekan hingga kemarahan, dan depresi. Oleh karena itu, sebaiknya tidak melewatkan tiga jam tanpa makan sama sekali.

Konsumsi multivitamin juga dapat membantu perempuan yang sedang mengalami fase perimenopause. Multivitamin yang dikonsumsi sebaiknya mengandung kalsium, magnesium, mangan, boron, dan vitamin D. Kandungan ini penting dalam kesehatan tulang, memperlambat proses penuaan serta menjaga keseimbangan kadar gula darah. Glenville juga merekomendasikan suplemen minyak ikan omega 3.

"(Kekurangan nutrisi ini dapat menimbulkan gejala seperti) kuku pecah, kelelahan, depresi, mata kering, kurang motivasi, nyeri sendi, sulit menurunkan berat badan dan mudah lupa," kata Glenville.

Beberapa rempah juga dapat membantu perempuan yang sedang memasuki fase perimenopause. Beberapa rempah yang bisa digunakan adalah sage, hops, dan red clover.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Here’s to rebranding life after 40. Link in bio for our newest #goopwellness addition.

A post shared by goop (@goop) on

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement