Kamis 20 Dec 2018 16:50 WIB

Studi: Makan Keju Dapat Memperpanjang Umur

Studi menyebut makan setengah ons keju mengurangi risiko stroke hingga 13 persen

Rep: MGROL 117/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Keju, salah satu makanan kaya vitamin D.
Foto: foodrenegade
Keju, salah satu makanan kaya vitamin D.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keju adalah makanan berbahan dasar susu. Di negara daerah barat mengkonsumsi keju sudah hampir menjadi keseharian yang harus dilewati. Sementara di Indonesia, kaju dapat kita temukan umumnya dalam bentuk roti, pizza, dan makanan ringan lainnya.

Dulu banyak menyebut bahwa mengkonsumsi keju adalah hal yang tidak baik, karena mengandung lemah jenuh yang cukup besar. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan hubungan antara lemak jenuh dan penyakit jantung seperti yang dilansir dari EatingWell.

Mengkonsumsi keju secara rutin ternyata bermanfaat terhadap kesehatan. Hasil penelitian menjelaskan mengenai French Paradox bahwa orang Prancis mengalami resiko jantung yang sangat minim karena mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak seperti susu, bebek, dan keju.

Selain itu penelitian utama hasil dari 31 studi kohort prospektif menyebutkan, mengonsumsi hampir 2 ons keju setiap hari (1 ons sama dengan kubus 1 inci) dikaitkan dengan 18 persen lebih rendah risiko penyakit jantung. 

British Journal of Nutrition , "Mineral seperti kalsium, kalium dan magnesium dan vitamin seperti riboflavin dan B12 mungkin memainkan peran. Temuan kunci lainnya, makan sesedikit 1/2 ons keju sehari dapat mengurangi risiko stroke hingga 13 persen", usul para penulis, (17/12).

Mengonsumsi keju asli juga dapat membantu seseorang hidup lebih lama, per studi tahun 2016 di European Journal of Clinical Nutrition, yang diikuti 960 pria Prancis selama hampir 15 tahun. Untuk melihat apakah makanan yang mereka makan memiliki hubungan dengan ketika mereka meninggal. 

Ternyata makan sekitar 2 ons keju sehari dikaitkan dengan 38 persen kemungkinan lebih rendah bahwa mereka meninggal selama penelitian. Mungkin efek penurunan tekanan darah kalsium memainkan peran atau kemampuannya untuk mengekang penyerapan lemak di usus, tulis para peneliti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement