REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian The Australian Atlas of Healthcare Variation menyebutkan persalinan sebelum usia kandungan penuh meningkatkan risiko masalah pernapasan hingga kinerja otak anak di sekolah yang lebih buruk. Penelitian ini juga menyoroti penggunaan antibiotik berlebih pada anak, serta pengaruh kolonoskopi, dan gastroskopi.
Operasi caesar meningkat dua kali lipat sejak 2000, mendorong imbauan untuk perubahan. Dalam waktu lama, banyak dokter menganggap usia kandungan dikatakan penuh pada 37-41 pekan. Bukti baru menunjukkan usia kandungan penuh adalah 39-41 pekan.
Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt akan mengumumkan imbauan dan pedoman ini. Sebanyak 60 persen operasi caesar berencana di Negeri Kangguru tersebut dilakukan sebelum 39 pekan tanpa alasan medis, sementara 22 persen dilakukan sebelum 37 pekan.
"Bukti yang muncul mengaitkan persalinan dini dengan peningkatan risiko perkembangan anak jangka panjang, seperti kinerja sekolah buruk, hingga hiperaktif," kata Profesor Onstetri dan Ginekolog, Jonathan Morris, dilansir dari Essential Baby, Kamis (20/12).
Morris mengatakan pihaknya terus menggali data lebih andal dan akurat di seluruh negara bagian terkait hal ini. Komisi Kesehatan Australia mendesak dokter untuk mendapat persetujuan pasien dan mendiskusikan risiko menggunakan bukti klinis terbaru.
Laporan ini juga memperingatkan penggunaan antibiotik berlebihan pada anak. Sebagai contoh, antibiotik tidak baik digunakan pada anak dengan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan virus.
Penelitian terkait menemukan tingkat rawat inap untuk kolonoskopi 7,4 kali lebih tinggi di Hawkesbury, New South Wales. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi kanker usus dan ditemukan 'substansial berlebihan' di beberapa area usus pasien yang menandakan buruknya penggunaan sumber daya, seperti antibiotik.
Gastroskopi biasanya digunakan untuk menyelidiki gejala gastrointestinal, seperti mulas. Penduduk yang tinggi di pinggiran timur New South Wales 7,4 kali lebih mungkin dirawat inap dibanding daerah lainnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
