Rabu 19 Dec 2018 19:06 WIB

Survey: Milenial Lebih Mudah Terganggu Kerja Akibat Depresi

Survey Quartz mencatat 30 persen milenial terganggu akibat depresi

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
depresi
Foto: depressionblog
depresi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tempat kerja, milenial ternyata penuh dengan kecemasan. Jajak pendapat baru untuk Quartz oleh Survey Monkey Audience menunjukkan bahwa pekerjan berusia 18-34 tahun mengalami kecemasan atau depresi yang mengganggu pekerjaan mereka pada tingkat 30 persen.  

Dilansir dari laman Ladders Rabu (19/12), angka tersebut hampir dua kali lipat dari kelompok usia lainnya. Di luar milenial, mencatat kecemasan dan depresi kerja yang mengganggu kerja sebesar 18 persen. 

Selain milenial, jajak pendapat Quartz mengumpulkan beberapa data menarik tentang kesehatan mental pada orang-orang dari segala usia. Beberapa sikap menarik muncul saat para pekerja dari segala usia disurvei tentang hari kesehatan mental. 

Menurut hasil ini, praktik tersebut tampaknya masih belum mendapatkan manfaat, dan tidak dilihat sebagai hal yang sangat penting. Survey memperlihatkan 53 persen mengatakan bahwa pada hari-hari mereka merasa perlu mengambil hari kesehatan mental. Sementara 33 persen tidak merasa kesehatan mental adalah alasan yang cukup kuat untuk melewatkan satu hari kerja.

33 persen merasa manajer mereka akan setuju bila mereka berlibur sedangkan 32 persen mengatakan mereka hanya akan menelepon sakit daripada mengatakan mereka mengambil hari kesehatan mental.

Quartz mencatat bahwa tidak ada data historis yang mengukur apakah generasi yang lebih tua gelisah bekerja antara usia 18-34, sehingga sulit untuk memasukkan temuan ke dalam konteks. 

Hari libur dianggap adil untuk orang-orang cemas yang  melaporkan diri mereka mengambil beberapa hari kesehatan mental. Dan memprioritaskan kesehatan mental merupakan bagian yang cukup berharga. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement