REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit diabetes kerap dikaitkan dengan beragam komplikasi mulai dari gagal ginjal, penyakit jantung, kebutaan hingga impotensi. Namun, tak banyak yang mengetahui bahwa penyakit diabetes juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan otak.
Berdasarkan penelitian terbaru, penderita diabetes tipe 2 yang berusia tua lebih rentan terhadap gangguan fungsi otak. Gangguan fungsi otak ini akan membuat para penderita mengalami kesulitan berpikir dan mengingat.
Semula, tim peneliti menilai bahwa penurunan fungsi otak pada penderita diabetes tipe 2 ini berkaitan dengan volume otak yang mengecil. Akan tetapi, penelitian selama lima tahun dengan menggunakan scan MRI menunjukkan bahwa masalah berpikir dan mengingat pada penderita diabetes tipe 2 tidak berkaitan dengan ukuran otak.
Dalam penelitian ini, ada lebih dari 700 orang berusia 55-90 tahun yang dilibatkan. Selama lima tahun, para partisipan menjalani tiga kali pengujian untuk mengukur kemampuan berpikir, berencana dan mengingat mereka. Pada tiap pengujian, para partisipan juga menjalani scan MRI.
Sekitar setengah dari partisipan merupakan penderita diabetes tipe 2. Mereka memiliki rata-rata usia 68 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan diabetes tipe 2 memiliki rata-rata nilai daya ingat verbal dan kefasihan verbal yang lebih rendah. Daya ingat verbal merupakan kemampuan untuk mengingat kata, sedangkan kefasihan verbal meruapkan tolak ukur dari kemampuan berpikir dan berencana. Sedangkan orang yang bermasalah dengan kefasihan verbal cenderung kesulitan untuk berencana, menginisasi maupun mengatur sesuatu.
"Orang-orang dengan masalah ini mungkin akan melupakan nama orang lain atau memiliki masalah menemukan sesuatu cukup sering," papar peneliti dari University of Tasmania Michele Callisaya seperti dilansir WebMD.
Hasil scan MRI menunjukkan bahwa orang-orang dengan diabetes memiliki volume otak yang lebih kecil sejak awal. Akan tetapi, Callisaya dan tim tidak emnemukan adanya bukti bahwa ukuran otak berkaitan langsung dengan menurunnya kemampuan berpikir dan mengingat penderita diabetes tipe 2.
"Tapi pesan intinya adalah diabetes tipe 2 mempengaruhi fungsi otak," ungkap Callisaya.
Penelitian berbeda juga menunjukkan adanya keterkaitan antara diabetes dan risiko demensia. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa orang-orang dengan diabetes memiliki risiko dua kali lebih besar terhadap demensia.
Terkait temuan baru ini, Direktur Edukasi Geriatri Northwell Health Dr Gisele Wolf-Klein mengungkapkan bahwa manajemen kadar gula darah yang baik memang belum terbukti dapat menurunkan risiko masalah kesehatan otak. Akan tetapi, aktivitas fisik dan pola makan seimbang yang dapat menjaga kadar gula dara telah terbukti berkaitan dengan risiko demensia yang lebih rendah.
"Dan juga menurunkan kejadian diabetes," papar Wolf-Klein.
Oleh karena itu, baik Wolf-Klein maupun Callisaya menyarankan agar masyarakat menerapkan pola makan dan gaya hidup yang sehat. Pola makan dan gaya hidup yang sehat tak hanya dapat mencegah terjadinya penyakit diabetes maupun komplikasi diabetes, tetapi juga baik untuk kesehatan otak.
Sebagai tambahan dari pola makan sehat dan olahraga teratur, Callisaya juga menyarankan agar masyarakat tetap bersosialisasi dengan sesama. Tak ada salahnya pula bila masyarakat secara berkala terus mengasah otak dan memberi tantangan-tantangan baru bagi otak.
"Apa yang baik untuk jantung baik pula untuk otak," terang Callisaya.