Selasa 18 Dec 2018 16:58 WIB

Meditasi Berdampak pada Cara Belajar dan Respons Negatif

Peneliti percaya meditasi teratur dapat mempengaruhi tingkat dopamin

Rep: Desy Susilawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perempuan Meditasi (Ilustrasi)
Foto: Google
Perempuan Meditasi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak anekdot dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa meditasi dapat menjadi wadah yang kuat untuk kesehatan mental dan fisik. Penelitian baru menunjukkan meditasi mungkin memiliki manfaat lain. 

Lalu apa saja manfaatnya? Seperti dilansir dari laman Medical News Today, Ahad (16/12), meditasi ternyata bisa membantu anda belajar lebih cepat dari pengalaman masa lalu. Dalam sebuah penelitian baru, para peneliti dari University of Surrey di Inggris memusatkan perhatian pada satu jenis meditasi tertentu yaitu meditasi perhatian terfokus.

Penelitian melihat apakah itu memengaruhi cara seseorang belajar. Latihan meditasi ini membutuhkan seseorang untuk memusatkan perhatian mereka pada obyek tertentu misalnya lilin yang menyala atau nafas seseorang. 

Kemudian responden dilihat bagaimana mempertahankan fokus itu untuk jangka waktu tertentu. Orang sering menggunakan meditasi perhatian terfokus sebagai pintu gerbang ke jenis meditasi lain, karena lebih mudah untuk belajar dan berlatih.

"Meditasi adalah alat yang kuat untuk tubuh dan pikiran. Itu dapat mengurangi stres dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh," kata rekan penulis studi Prof Bertram Opitz.

Tapi bisakah meditasi juga membantu kita melatih pikiran kita untuk belajar lebih cepat dari umpan balik atau informasi yang diperoleh melalui pengalaman masa lalu? Prof Opitz dan Paul Knytl, yang merupakan mahasiswa doktoral di University of Surrey, menyebut bahwa jawaban untuk pertanyaan itu adalah "ya".

Keduanya menjelaskan temuan penelitian mereka dalam makalah yang sekarang ditampilkan dalam Journal of Cognitive, Affective, & Behavioral Neuroscience. Para peneliti bekerja dengan orang-orang yang bermeditasi dan orang-orang yang tidak bermeditasi. 

Untuk tujuan penelitian ini, para peneliti melatih para peserta untuk melakukan dengan baik dalam suatu kegiatan di mana mereka harus memilih gambar yang paling mungkin untuk membawa mereka hadiah tertentu. Dalam latihan ini, para peserta melihat pasangan gambar, masing-masing dengan probabilitas berbeda membawa hadiah jika dipilih.

Para peneliti memperhatikan bahwa mereka yang berlatih meditasi memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dalam memilih gambar yang terkait dengan hadiah dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang tidak bermeditasi.Prof Opitz dan Knytl menjelaskan meditator cenderung belajar dari hasil positif, sementara non-meditator kemungkinan besar belajar dari hasil negatif. "Manusia telah bermeditasi selama lebih dari 2.000 tahun, tetapi mekanisme saraf dari praktik ini masih relatif tidak dikenal," kata Knytl, yang mengkhususkan diri dalam mekanisme neurologis yang terkait dengan meditasi perhatian terfokus.

"Temuan kami saat ini menunjukkan bahwa, pada tingkat yang dalam, para meditator menanggapi umpan balik dengan cara yang lebih adil daripada non-meditasi, yang dapat membantu menjelaskan beberapa manfaat psikologis yang mereka alami dari latihan," tambahnya.

Dalam studi baru, tim juga mengukur aktivitas otak peserta selama tugas mereka dengan menggunakan electroencephalograms (EEGs), metode yang mencatat aktivitas listrik di otak seseorang. EEG menunjukkan bahwa sementara semua peserta menanggapi dengan cara yang sama terhadap umpan balik positif selama latihan, mereka yang tidak bermeditasi memiliki tanggapan yang lebih intens terhadap umpan balik negatif daripada para meditator. Di antara peserta yang bermeditasi, mereka yang memiliki tanggapan paling lemah terhadap umpan balik negatif adalah praktisi yang paling berpengalaman.

Knytl dan Prof Opitz percaya bahwa meditasi teratur dapat mempengaruhi tingkat dopamin, yang merupakan neurotransmitter yang memainkan peran penting dalam pengaturan suasana hati dan kelincahan fisik, antara lain. Ini, pada gilirannya, dapat membuat para meditator kurang responsif terhadap umpan balik negatif.

Para ilmuwan juga mencatat bahwa penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa orang dengan penyakit Parkinson, yang memiliki tingkat dopamin lebih rendah dari biasanya, cenderung tidak melakukan dengan baik pada tugas-tugas belajar yang mengharuskan mereka untuk menanggapi umpan balik positif.

Jika yang terakhir ini dapat berdampak pada bagaimana individu melakukan di tempat kerja atau ruang kelas. Individu tersebut dapat memperoleh manfaat dari meditasi untuk meningkatkan produktivitas mereka atau mencegah mereka jatuh di belakang dalam studi mereka," Prof Opitz menyarankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement