Kamis 13 Dec 2018 10:40 WIB

Joko Anwar: Indonesia Kekurangan Kru Film Berkualitas

Dia mengusulkan rumah produksi mengadakan pelatihan penulis dan sutradara.

Rep: MGROL116/ Red: Ani Nursalikah
Penulis skenario dan sutradara Joko Anwar saat acara rilis poster dan trailer resmi film Orang Kaya Baru di CGV FX Sudirman, Selasa (11/12).
Foto: Republika/MGROL116
Penulis skenario dan sutradara Joko Anwar saat acara rilis poster dan trailer resmi film Orang Kaya Baru di CGV FX Sudirman, Selasa (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski jumlah film dan penonton Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunnya, sutradara dan penulis skenario Joko Anwar mengatakan masih ada kekurangan kru film Indonesia yang berkualitas. Dia mengusulkan rumah produksi (PH) membuka pelatihan untuk orang-orang yang berpotensi di bidang film.

Menurutnya, pelatihan akan meningkatkan jumlah SDM yang berkualitas untuk kemajuan perfilman Indonesia. "Setiap kali aku ngomong sama pemilik PH, aku selalu mengusulkan mereka untuk bikin inkubasi, paling nggak penulis sama sutradara," ucapnya dalam jumpa pers film Orang Kaya Baru di CGV FX Sudirman, Selasa (11/12)

Baca Juga

Dia mengatakan daripada asal memilih kru atau membuang banyak uang untuk diberikan ke orang-orang yang menurutnya tidak jelas kualitasnya, lebih baik membuat suatu pelatihan bagi mereka yang berpotensi menjadi penulis atau sutradara. Mereka nantinya bisa dipekerjakan di rumah produksi tersebut.

Menurutnya, masih minim film bagus yang beredar di Indonesia. Dia mengatakan film yang berkualitas di Indonesia kurang dari 10 persen.

"Aku berpikir industri film kita akan sehat kalau misalnya yang bagus itu paling tidak sepertiga dari jumlah seluruh film yang beredar," katanya.

Dia pun menuturkan kru dan pemain yang tidak punya bakat sekarang laku karena memang tidak ada yang lain. Joko menambahkan membuat film yang laku di pasaran, tapi tidak berkualitas akan berbahaya. Dia mengkhawatirkan nantinya bisa seperti industri film negara tetangga yang dulunya pernah naik lalu tiba-tiba turun ditinggalkan para penontonnya karena kualitas film yang dibuat.

Menurutnya, indikator film bagus bisa dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi teknis dan estetika. Secara teknis harus memenuhi standar dan secara estetika harus baik. Semua itu harus dibuat untuk mendukung sebuah cerita karena tulang punggung sebuah film adalah skenario.

Dia merasa skenario film Indonesia masih belum banyak yang bagus karena sangat kekurangan penulis skenario. "Dari semua SDM dalam pembuatan film, saat ini yang paling vital dan kurang banget adalah penulis skenario yang bagus," ucap Joko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement