Selasa 11 Dec 2018 08:30 WIB

Studi: Perempuan Muda Cenderung Stres Hadapi Masa Depan

Sayangnya, dukungan untuk mahasiswa dengan permasalahan demikian amat langka.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi
Foto: Reuters
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru mengungkapkan statistik mengenai kecenderungan yang dirasakan kaum hawa. Survei oleh organisasi Skotlandia Fearless Femme itu mengungkap, perempuan muda cenderung stres dan tertekan menghadapi masa depan.

Terdapat 1.000 peserta dari kalangan perempuan muda yang terlibat, termasuk mereka yang mengidentifikasi diri sebagai orang non-biner. Hasilnya, sekitar 65 persen peserta merasa cemas berlebihan sebelum memulai studi di universitas.

Namun, hanya sebanyak 10 persen yang bersedia mengungkapkan ketakutan itu kepada universitas. Masalah itu diperburuk oleh budaya stres ujian dan kemungkinan masa depan bagi para perempuan muda dan orang-orang non-biner itu setelah lulus dari kampus.

Sebagian besar dari mereka merasa berkutat dalam posisi bingung terkait apa yang nantinya akan dilakukan. Sayangnya, dukungan untuk mahasiswa dengan permasalahan demikian amat langka, lambat, dan seringkali tidak aplikatif. 

Sebanyak 89 persen responden mengharapkan percakapan jujur dengan orang yang dipercaya. Menurut mereka, penerimaan akan kegagalan di sekitarnya diyakini membuat transisi yang lebih mudah dari pendidikan tinggi ke dunia kerja.

Pendiri dan CEO Fearless Femme, Eve Hepburn, mengupayakan agar para perempuan muda itu semakin termotivasi dan berdaya. Anggota organisasi yang dipimpinnya terdiri dari juru kampanye kesehatan mental, peneliti, anggota komunitas kreatif, dan praktisi media.

"Kami berkolaborasi dengan universitas, mencari cara mengubah narasi tentang kegagalan dan mengurangi tekanan yang dihadapi kaum muda. Sangat penting untuk mengatasi krisis kesehatan mental pada generasi ini," ungkap Hepburn, dikutip dari laman Diva Mag.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement