Ahad 09 Dec 2018 14:44 WIB

Penanganan 12 Jam Pertama Usai Serangan Jantung Krusial

Ada tiga ciri khas serangan jantung.

Ilustrasi Serangan Jantung
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Serangan Jantung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit jantung koroner (PJK) dinilai sebagai penyebab kematian terbesar di dunia. Penanganan darurat pada pasien serangan jantung akut sangat penting guna mencegah kematian, terutama 12 jam setelah terjadinya serangan.

Dokter spesialis Jantung dan Pembuluh darah RS Jantung Diagram Siloam Hospitals Group, M Barri Fahmi mengatakan, serangan jantung dapat dikenali dari gejala yang khas. Menurutnya, ada tiga ciri khas gejala tersebut, yakni sifat rasa nyerinya seperti ditekan, ditindih atau rasa seperti dihantam benda tumpul.

Baca Juga

"Bukan seperti ditusuk-tusuk atau disayat. Serta, durasi nyeri pun berlangsung selama 15 menit hingga 20 menit," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad (9/12).

Kedua, pencetusnya diantaranya adalah stres emosional atau kelelahan fisik. Namun, serangan jantung kerap tidak menunjukkan gejala khas pada beberapa orang, terutama pada perempuan, usia lanjut, dan penderita diabetes. Hal itu disebabkan adanya neuropati diabetik yang dapat merusak saraf mengatur kerja jantung.

"Tak heran apabila serangan jantung pada penderita diabetes disebut dengan serangan senyap," lanjutnya.

Untuk lebih mengidentifikasi terjadinya serangan jantung, diperlukan pula hasil pola gambaran elektrokardiografi (EKG) yang jelas, hasil laboratorium seperti enzim jantung yang spesifik, serta pemeriksaan lain yang menunjang (ekokardiografi dan atau kateterisasi jantung). Serangan jantung disebabkan oleh mendadak hilangnya aliran darah ke pembuluh darah jantung, dikenal juga dengan nama pembuluh darah koroner, karena terjadi mendadak dan menyebabkan kerusakan yang dahsyat pada otot jantung,

"Maka diperlukan tindakan segera untuk membuka sumbatan pada pembuluh darah koroner. Tindakan tersebut dikenal dengan nama Primary Percutaneous Coronary Intervention atau PPCI," jelasnya.

Menurut Barri, PPCI adalah tindakan minimal invasif yang harus dilakukan segera dalam waktu kurang dari 12 jam sejak terjadinya serangan jantung. Tindakan ini dilakukan di ruang kateterisasi oleh dokter jantung konsultan intervensi dan didukung oleh tim perawat yang berpengalaman.

PPCI menggunakan bius lokal dan biasanya dilakukan melalui pembuluh darah di pergelangan tangan atau paha. Pasien sadar penuh selama prosedur dan bisa berkomunikasi dengan dokter setiap saat. Segera setelah ditemukan adanya sumbatan pada pembuluh darah koroner, dokter akan memasang stent atau ring.

"Durasi dari tindakan ini berkisar satu jam hingga dua jam, tergantung dari beratnya sumbatan yang ditemukan. Setelah dilakukan pemasangan stent atau ring, pasien akan dirawat di ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) untuk pemantauan lebih lanjut. Jika tidak ada penyulit atau komplikasi biasanya pasien bisa pulang dalam waktu empat hingga lima hari," ujar Barri.

Pada Rabu (5/12) lalu Rumah Sakit Jantung Diagram (Siloam Hospitals Group) Cinere, Depok memperkenalkan tindakan Primary Percutaneous Coronary Intervention (PPCI) sebagai tindakan membuka sumbatan pada pembuluh darah koroner. Jeffrey Wirianta selaku Interventional Cardiologist mengatakan terus melakukan sosialisasi sebagai upaya untuk melayani pelayanan BPJS terhadap penyakit jantung di antaranya di komunitas, perkumpulan olahraga, hingga perkumpulan oma-opa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement