REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kanker usus besar bisa dicegah dan diobati dengan mendeteksi secara dini. Spesialis bedah dari Bethsaida Hospital Eko Priatno mengatakan pencegahan terbaik adalah dengan cara deteksi dini.
Mendeteksi dini kanker dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, mulai usia 50 tahun pada seseorang yang keluarganya tidak memiliki riwayat kanker. Kelompok kedua adalah deteksi kanker mulai usia 40 tahun bagi seseorang dengan riwayat keluarga kanker, seperti kanker payudara, kanker kandungan dan kanker usus.
"Deteksi dini sangat perlu dilakukan. Jika kanker masih dalam stadium awal satu-tiga, masih bisa disembuhkan. Kalau baru periksa setelah stadium empat susah," ujar Eko saat berbincang dalam jumpa pers Bethsaida Hospital di Tangerang, Kamis (6/12).
Menurut dia, semua orang berpotensi terkena kanker usus besar. Namun, yang lebih berisiko adalah yang memiliki riwayat keluarga kanker, penderita polip usus besar, penderita radang usus menahun, sering mengonsumsi daging merah, lemak tinggi serta kurang serat, seseorang dengan obesitas, perokok dan yang kurang aktivitas fisik.
"Faktor genetik memang berperan besar. Kalau kasus yang terjadi di anak muda, lebih cenderung ke lifestyle. Kalau zaman dulu tidak ada," ujar Eko.
Pengobatannya bisa ditempuh dengan beberapa cara seperti pembedahan, kemoterapi atau radioterapi. Yang perlu diketahui adalah tidak semua kanker harus melakukan kemoterapi, tergantung dari stadium yang diderita.
"Tidak semua kanker harus kemoterapi. Kemoterapi diperlukan bila kanker stadium dua dengan kondisi khusus atau high risk, stadium tiga dan stadium empat," kata Eko.