Kamis 06 Dec 2018 12:19 WIB

Terlalu Banyak Tidur Buruk Bagi Kesehatan

Tidur 10 jam sehari bisa sebabkan strok dan kematian dini.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ani Nursalikah
Kaki tertidur. Ilustrasi
Foto: Hufpost
Kaki tertidur. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak hanya kondisi kurang tidur yang berpotensi berdampak buruk bagi kesehatan. Terlelap terlalu lama ternyata juga bisa mengarah pada kondisi tubuh yang tidak fit. Bahkan, pada kasus tertentu kebiasaan itu bisa menyebabkan kematian dini.

Hal itu terungkap dari penelitian yang dilakukan mahasiswa kandidat doktor Peking Union Medical College, Akademi Ilmu Kedokteran Cina. Studi meneliti lebih dari 116 ribu orang selama delapan tahun. Tim mengungkap kaitan antara penyakit serius dengan jumlah waktu tidur.

Baca Juga

Orang yang tidur antara delapan hingga sembilan jam per malam memiliki risiko penyakit lima persen lebih tinggi. Hasil itu dibandingkan dengan mereka yang tidur dalam waktu yang direkomendasikan, yaitu enam sampai delapan jam per malam.

Sementara, mereka yang tidur sembilan sampai 10 jam semalam memiliki peningkatan risiko sebesar 17 persen. Tidur 10 jam sehari tercatat memiliki dampak paling buruk, yaitu 41 persen peningkatan risiko penyakit jantung, strok, dan kematian dini.

Peneliti juga menemukan sembilan persen peningkatan risiko pada orang yang tidur enam jam atau kurang. Penulis utama riset, Chuangshi Wang, mengatakan studi yang dia lakukan adalah penelitian observasional.

Artinya, studi hanya menunjukkan asosiasi dan tidak secara langsung membuktikan hubungan kausal. Meski terdapat sederet fakta ilmiah, dia dan timnya tidak bisa mengatakan bahwa terlalu banyak tidur menyebabkan penyakit kardiovaskular.

"Namun, terlalu sedikit tidur bisa menjadi penyebab utama kematian dan kasus penyakit kardiovaskular, dan terlalu banyak tidur dapat mengindikasikan kondisi yang mendasari peningkatan risiko tersebut," kata Wang, dikutip dari laman Huffington Post.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement