Selasa 04 Dec 2018 10:57 WIB

Cerita Dekan FKUI Ketika Menerima Pasien HIV Kronis

Pasien umumnya datang ketika berat badan sudah turun, diare kronis hingga TBC

Rep: Desy Susilawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang warga melakukan cek VCT atau tes HIV/AIDS dalam rangka peringatan Hari Aids Sedunia yang diselenggarakan oleh Forum LSM Peduli AIDS di Kawasan Bundaran HI Jakarta, Ahad (3/12).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Seorang warga melakukan cek VCT atau tes HIV/AIDS dalam rangka peringatan Hari Aids Sedunia yang diselenggarakan oleh Forum LSM Peduli AIDS di Kawasan Bundaran HI Jakarta, Ahad (3/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanggal 1 Desember 2018 di peringati sebagai  hari AIDS sedunia. Penetapan tanggal ini telah berumur 30 tahun. Virus HIV akan menyerang sistim kekebalan tubuh manusia sehingga pasien yang terinfeksi oleh kuman HIV ini akan mengalami berbagai infeksi oportunistik yang bisa mematikan penderitanya. 

Saat ini data di Indonesia menyebutkan bahwa penderita HIV AIDS mencapai hampir 650 ribu penduduk. Jakarta masih dilaporkan terbanyak jumlah HIV di Indonesia. 

"Menjadi PR kita semua mengingat Jakarta sebagai ibu kota negara mustinya kesadaran masyarakat sudah tinggi agar terhindar dari penyakit HIV AIDS penyakit virus yang bisa dicegah penularannya," ujar Dekan FKUI, Prof Ari F Syam kepada Republika.co.id, Selasa (5/11).

Pada hari AIDS dunia ini, ia mengaku diingatkan kembali akan kasus HIV AIDS yang ia diagnosis pertama kali. Sebagian besar pasien-pasien ini sudah berobat ke dokter lain tapi diagnosis HIV belum terpikirkan oleh dokter-dokter sebelumnya.

Umur pasien juga bervariasi ada yang baru berumur 25 tahun bahkan ada yang berumur 65 tahun. Profesinya juga macam-macam dari mulai penjaja seks sampai ibu rumah tangga. "Jadi boleh dibilang bahwa HIV,  dapat diderita oleh  siapa saja dan dari semua kalangan," tambahnya.

Sayangnya menurut dia sebagian besar pasien datang dengan diare kronis, diare yang sudah berlangsung lebih dari dua pekan. Pasien juga datang dengan berat badan turun.

Faktor risiko menjadi tidak jelas ketika pasien bukan pengguna narkoba jarum suntik, bukan pelaku seks bebas baik dengan lawan jenis maupun sejenis. Gejala-gejala pertama yang muncul bisa macam-macam, ada juga pasien yang terdiagnosis setelah tindakan  endoskopi ditemukan jamur pada kerongkongannya (esofagus).

Lidah yang putih akibat jamur disertai berat badan turun juga perlu diduga disebabkan oleh virus HIV. TBC paru pada pasien dengan risiko tinggi menderita HIV AIDS harus dievaluasi kemungkinan terinfeksi HIV. 

"Kadang kala terjadi gangguan kulit pasien yang terjadi terutama pada tangan pasien bisa menjadi gejala awal HIV AIDS. Bahkan ada pasien yang datang sudah kejang-kejang akibat virus HIV sudah mengenai otaknya," ucap dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement