REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayi di bawah usia satu tahun sebaiknya tidak makan madu sebab berisiko terpapar bakteri botulism. Madu mengandung jenis bakteri tertentu yang menyebabkan botulisme karena pencernaan bayi di bawah setahun belum cukup berkembang untuk melawan efek bakteri ini.
Jika bayi di bawah satu tahun tidak boleh makan madu, apakah aturan sama berlaku bagi ibu hamil? Apakah madu membahayakan janin?
Dilansir dari Verywell Family, Kamis (29/11), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebut botulisme adalah penyakit yang menyebabkan kelumpuhan akibat neurotoksin yang diproduksi strain spora Clostridium botulinum. Sumber bakteri ini bukan hanya dari madu, namun pada dasarnya dari tanah dan debu.
Beberapa bayi bisa kebal botulism dan beberapa lainnya tidak. Meski demikian, CDC menyimpulkan madu tidak disarankan bagi bayi di bawah satu tahun.
Bagaimana dengan ibu hamil? American College of Obstetricians and Gynecologists tidak memasukkan madu ke dalam daftar makanan yang perlu dihindari saat hamil. Ada dua alasan utama mengapa ibu hamil dinyatakan aman mengonsumsi madu.
Pertama, sistem pencernaan wanita dewasa sudah bisa menangani bakteri dan kolonisasi spora Clostridium. Ini karena mikrobioma pencernaan ibu hamil telah terbentuk baik.
Sebagian besar botulism tidak bisa tumbuh di saluran pencernaan orang dewasa yang sehat. Sistem kekebalan tubuh ibu hamil memang bisa menurun selama kehamilan. Namun, pada kehamilan normal dan sehat, tidak ada risiko peningkatan botulism.
Studi 2010 oleh Canadian Family Physician menyebutkan toksin botulisme tidak diteruskan ke janin. Ini karena toksin botulism terlalu berat saat melewati plasenta sampai mencapai janin. Ibu hamil yang terkena botulisme saat hamil pun bahkan tidak berefek negatif ke janin mereka.
Agar tetap aman, belilah madu yang sudah dipasteurisasi dan disertifikasi badan pengawas obat dan makanan setempat. Tidak ada salahnya memastikan makanan yang Anda konsumsi selama kehamilan berasal dari sumber yang aman.