REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA) menyebutkan sepertiga wanita hamil mengalami gejala asma selama kehamilan. Sepertiga lagi gejalanya akan berkurang sepanjang kehamilan, sementara sepertiga sisanya tak melihat perubahan lebih baik.
Kehamilan kerap memicu sesak napas. Kondisi ini semakin buruk bagi wanita yang sebelumnya memiliki riwayat asma.
Dilansir dari Verywell Family, Selasa (27/11), ibu hamil dengan riwayat asma disarankan memberi tahu dokter kandungan. Katakan kepada dokter atau bidan Anda karena paru-paru Anda harus dipantau selama kehamilan, atau menjalani perawatan khusus jika diperlukan.
Anda juga disarankan menghindari hal-hal yang memicu asma. Jika bisa hindari orang-orang yang sakit atau memiliki riwayat penyakit pernapasan. Hindari juga paparan asap rokok, dan cobalah berolah raga teratur.
Asma dapat berdampak buruk pada kesehatan bayi, serta mengurangi jumlah oksigen dalam darah Anda. Ketika ini terjadi, oksigen dalam darah bayi juga ikut berkurang, sehingga menyebabkan komplikasi atau gangguan pertumbuhan dan pernapasan.
Komplikasi yang mungkin timbul dari asma yang tak terkontrol pada ibu hamil, antara lain preeklampsia, bayi lahir prematur, pertumbuhan intrauterus buruk, dan berat badan bayi lahir rendah. Minum obat-obatan khusus yang diresepi dokter.