Senin 26 Nov 2018 08:29 WIB

Bunyi Bising Terus-menerus Picu Serangan Jantung

Partisipan dengan tingkat paparan kebisingan tinggi juga rentan stres.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ani Nursalikah
Bunyi bising bisa menjadi melapetaka bagi sistem kardiovaskular manusia, terutama jantung.
Foto: abc
Bunyi bising bisa menjadi melapetaka bagi sistem kardiovaskular manusia, terutama jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bunyi bising bisa menjadi melapetaka bagi sistem kardiovaskular manusia, terutama jantung, berdasarkan penelitian Dokter Azar Radfar dari Massachusetts General Hospital di Boston. Hasil penelitian ini telah dipaparkan dalam sesi ilmiah American Heart Association (AHA) di Chicago beberapa waktu lalu.

Telinga yang terus-menerus terpapar bunyi bising meningkatkan respons stres di otak manusia. Ini akhirnya memicu peradangan pembuluh darah dan menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk serangan jantung atau strok.

Baca Juga

Penelitian ini melibatkan 499 peserta yang bebas penyakit kardiovaskular dan kanker pada awal penelitian. Mereka menjalani positron emission tomography (PET) dan CT scan pada otak dan pembuluh darah. Peneliti juga melihat aktivitas amigdala, wilayah otak yang mengatur stres dan respons emosional.

Paparan reguler bunyi bising dihubungan dengan alamat rumah peserta dan data kebisingan transportasi nasional di Departemen Perhubungan Amerika Serikat, mencakup informasi tentang tingkat kebisingan jalan dan penerbangan. Bertahun-tahun kemudian, peneliti memeriksa kembali catatan medis peserta. Dari 499 peserta, 40 persennya mengalami serangan jantung atau strok lima tahun setelah penelitian awal.

Setelah menganalisis data, tim menemukan peserta dengan tingkat paparan kebisingan tinggi juga rentan stres. Mereka mengalami lebih banyak peradangan di arteri sebagai faktor risiko yang sudah pasti dari penyakit jantung.

Setelah memperhitungkan faktor risiko lain, seperti polusi udara, kebiasan merokok, dan diabetes, tim menyimpulkan mereka yang terpapar kebisingan tinggi berisiko lebih besar lagi terkena penyakit kardiovaskular. Selama ini sudah banyak penelitian mengungkapkan hubungan antara tingkat kebisingan lingkungan dengan penyakit kardiovaskular, namun mekanisme fisiologis di baliknya masih belum dijelaskan.

"Kami percaya temuan kami memberi wawasan penting untuk ilmu kedokteran di balik fenomena ini," kata Radfar, dilansir di Medical News Today, Senin (26/11).

Kesehatan kardiovaskular penting dibahas. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mendata penyakit jantung bertanggung jawab atas satu dari empat kematian di AS atau sekitar 610 ribu kematian per tahun.

Banyak faktor meningkatkan risiko penyakit jantung. Selain faktor usia, asap rokok, aktivitas fisik berlebihan, dan kelebihan berat badan (obesitas) adalah tiga faktor risiko yang bisa dihindar. Stres juga meningkatkan risiko kardiovaskular, terutama karena konsumsi alkohol.

Radfar menilai menghindar dari lingkungan yang bebas dari polusi suara saat ini bukan pilihan bijak. Peneliti mengimbau pembaca mempertimbangkan cara-cara lebih sehat untuk bisa mengurangi dampak kebisingan tinggi di lingkungan tempat tinggal mereka. Peneliti juga menyarankan dokter mempertimbangkan tingkat kebisingan tinggi sebagai faktor baru untuk penyakit kardiovaskular.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement