Rabu 21 Nov 2018 16:35 WIB

Diabetes Hingga Kebutaan Ancam Generasi Muda Indonesia

Gaya hidup saat ini berdampak semakin berpotensinya generasi muda terkena diabetes.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
Diabetes bisa mengakibatkan gangguan penglihatan
Foto: Boldsky
Diabetes bisa mengakibatkan gangguan penglihatan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. dr. Arief S. Kartasasmita, Sp.M., M.Kes., PhD mengatakan penyakit diabetes dan kebutaan saat ini mengancam generasi muda Indonesia. Anak muda di Indonesia rentan terkena diabetes dan kebutaan akibat gaya hidupnya.

Arief menuturkan adanya pergeseran gaya hidup saat ini berdampak pada semakin berpotensinya generasi muda terkena penyakit diabetes melitus. Di sisi lain, lebih dari 75 persen penderita diabetes melitus akan mengalami kerusakan retina mata (retinopati) diabetik sehingga menyebabkan kebutaan.

"Penyakit (retinopati diabetik) ini berkorelasi erat dengan lamanya menderita diabetes, sehingga semakin tinggi harapan hidup penderita diabetes, akan semakin besar kemungkinan menderita retinopati diabetik,” kata Arief seperti dalam siaran pers Unpad baru-baru ini.

Ia menyebutkan serangan retinopati diabetik pada penderita diabetes melitus berusia muda akan menyebabkan kemungkinan kebutaan semakin cepat. Hal ini akan berpengaruh pada produktivitas masyarakat secara umum. Mengingat kebutaan terjadi pada kelompok usia produktif.

Dalam sejumlah data, angka penderita retinopati diabetik cukup tinggi. Arief memaparkan, pada 2010 ditemukan 24.600 orang dengan renopati diabetik di Indonesia dan sekitar 10 persen mengalami kebutaan. Diprediksi pada 2030 mendatang, penderita diabetes melitus akan meningkat menjadi 94.800 orang dan sekitar 11 ribu di antaranya mengalami kebutaan.

“Mengingat sebagian besar kebutaan akibat diabetik merupakan kondisi yang tidak dapat diobati, maka pencegahan terjadinya kebutaan akibat retinopati diabetik menjadi hal yang sangat krusial,” ujarnya.

Arief yang juga Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya Unpad ini menjelaskan, era disrupsi berkontribusi pada penurunan kualitas hidup individu dan bangsa. Kemajuan teknologi di era milenial berimplikasi pada perjalanan penyakit retinopati diabetik.

Selain itu, perubahan gaya hidup pada generasi milenial, seperti kurangnya aktivitas, malah berolah raga, konsumtif, dan pola makan tidak sehat berpotensi meningkatkan risiko obesitas. “Kondisi obesitas ini berhubungan dengan berbagai konsekuensi kesehatan yang merugikan dan salah satunya adalah peningkatan risiko terjadinya diabetes melitus,” tambahnya.

Karena sulit disembuhkan, butuh peran serta berbagai pihak untuk menanggulangi ancaman ini. Kebijakan pemerintah dalam membuat regulasi penanggulangan sangat penting sehingga dapat meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement