Senin 19 Nov 2018 11:23 WIB

Vitamin D dan Minyak Ikan tak Efektif Cegah Dua Penyakit Ini

Suplemen vitamin D dan minyak ikan cukup populer dalam beberapa tahun terakhir.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ani Nursalikah
Di pasaran tersedia vitamin dan multivitamin, jelilah memilih agar suplemen bisa menunjang kesehatan.
Foto: Republika/Amin Madani
Di pasaran tersedia vitamin dan multivitamin, jelilah memilih agar suplemen bisa menunjang kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suplemen vitamin D dan minyak ikan cukup populer beberapa tahun terakhir. Alasannya, beberapa penelitian sugestif menemukan keterkaitan antara kadar vitamin D yang tinggi dengan rendahnya kejadian kanker. Ada pula keterkaitan antara kadar minyak ikan yang tinggi dengan penurunan risiko penyakit jantung.

Sayangnya, percobaan terbaru berskala besar dan akurat yang dilakukan di Amerika Serikat mematahkan hasil penelitian sugestif tersebut. Percobaan berskala besar ini tidak menemukan adanya bukti suplemen vitamin D dan minyak ikan dapat menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung.

"Ini mengecewakan, tetapi ada ekspektasi tinggi vitamin D dapat melakukan banyak hal lain," ungkap Clifford J Rosen dari Maine Medical Center Research Institute, seperti dilansir di Channel News Asia.

Terkait pencegahan kanker, Rosen mengatakan temuan terbaru ini sudah menutup pintu kemungkinan lain. Rosen mengatakan suplemen vitamin D tidak dapat mencegah kanker. Hal yang sama juga berlaku terhadap temuan suplemen minyak ikan tidak dapat menurunkan risiko kejadian kardiovaskular dan kanker.

"Titik. Itu adalah sesuatu yang harus orang-orang terima," ujar Rosen.

Meski begitu, percobaan ini juga menunjukkan beberapa potensi terkait vitamin D dan minyak ikan. Sebagai contoh, analisis sekunder pada data menunjukkan adanya penurunan kematian kanker pada orang-orang yang mengonsumsi vitamin D setidaknya selama dua tahun. Selain itu, data analisis sekunder juga menunjukkan kejadian serangan jantung menjadi lebih sedikit pada orang-orang yang mengonsumsi minyak ikan.

"Tapi ini perlu dibuktikan dalam percobaan lain," terang Rosen.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh JoAnn E Manson yang memimpin percobaan berskala besar ini. Manson mengatakan suplemen minyak ikan tidak dapat menurunkan strok. Oleh karena itu, minyak ikan juga dapat disimpulkan tidak memberi dampak berarti bagi risiko penyakit kardiovaskular secara keseluruhan.

Manson mengatakan analsisi lain menunjukkan adanya penurunan risiko serangan jantung sebanyak 28 persen pada orang-orang yang mengonsumsi suplemen minyak ikan. Namun, penurunan risiko serangan jantung pada orang yang mengonsumsi sedikit ikan terlihat lebih besar yaitu 40 persen.

Manson mengatakan dibutuhkan data yang kuat untuk bisa memberi rekomendasi suplemen bagi semua orang di dunia. Sejauh ini, data terkait efektivitas suplemen minyak ikan terhadap risiko penyakit kardiovaskular masih belum cukup kuat untuk menjadi dasar rekomendasi.

"Bicara pada dokter Anda, terlebih bila konsumsi ikan Anda rendah," kata Manson.

Hal ini juga dilakukan oleh American Heart Association atau AHA. AHA tidak merekomendasikan orang dewasa sehat tanpa penyakit jantung untuk mengonsumsi suplemen minyak ikan sebagai upaya pencegahan. Akan tetapi, AHA mengeluarkan rekomendasi untuk mengonsumsi ikan dengan cukup sering.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement