Rabu 14 Nov 2018 05:03 WIB

Berbagai Gangguan Kesehatan Akibat Santap Makanan Cepat Saji

Semakin banyak masyarakat yang gemar mengonsumsi makanan siap saji.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ani Nursalikah
Makanan cepat saji atau junk food.
Foto: EPA
Makanan cepat saji

Tetap kelaparan

Ahli nutrisi asal New York Amy Shapiro mengatakan makanan cepat saji kaya kalori tapi miskin nutrisi yang diperlukan tubuh. Terlalu banyak makan hamburger dan kentang goreng mengakibatkan tubuh kurang nutrisi sehingga metabolisme tidak bisa bekerja dengan baik.

"Saat banyak makan fast food tubuhmu penuh dengan makanan tidak bergizi. Jadi walaupun kamu makan banyak kalori, kamu tidak akan merasa kenyang," ujar Shapiro.

Tingkatkan risiko kanker

Studi The National Toxicology Program oleh US Department of Health and Human Services mengungkap kandungan 2-methylimidazole menyebabkan kanker pada tikus di laboratorium. Ini adalah kabar buruk karena 2-methylimidazole adalah bahan yang digunakan sebagai pewarna karamel pada saus dan soda.

Selain itu, pewarna karamel juga mengandung 4-methylimidazole. Penelitian pada tikus membuktikan 4-methylimidazole adalah bahan yang bersifat karsinogenik. Shapiro mengatakan jika makan fast food tak diimbangi makan sayuran dan buah maka tubuh tak mampu melawan efek karsinogen.

"Kemungkinan besar dalam bahan pembuat fast food juga mengandung pestisida, antibiotik, dan hormon pada daging berkualitas rendah. Itu semua berkontribusi meningkatkan risiko kanker," kata Shapiro.

Tingkatkan risiko penyakit jantung

Kandungan lemak pada makanan siap saji umumnya terbentuk dari asam lemak jenuh. Itu adalah lemak yang berbentuk padat di suhu ruangan dan merupakan produk turunan dari hewan atau minyak nabati. Contoh makanan yang kaya akan lemak tersebut adalah burger keju. Ahli diet Jim White menerangkan jenis lemak itu dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Akibatnya orang akan mengalami penyakit kardiovaskular.

Pendapat itu didukung oleh studi yang dipublikasikan The European Journal of Preventive Cardiology. Hasil studi menyimpulkan orang yang tinggal dalam jarak setengah mil atau dekat dengan gerai fast food cenderung lebih mudah mengalami penyakit jantung daripada orang yang tinggal lebih jauh. Ini karena orang yang tinggal dekat gerai fast food lebih sering tergoda mengonsumsi makanan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement