Jumat 09 Nov 2018 13:52 WIB

Menkes Cek Kabar Virus Japanese Encephalitis di Bali

Penyakit akibat virus Je ditularkan dari gigitan nyamuk.

Nyamuk menghisap darah. Ilustrasi
Foto: Reuters
Nyamuk menghisap darah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil laboratorium kesehatan terkait isu menyebarnya virus Japanese encephalitis (Je) di Pulau Bali. Kementerian juga menunggu apakah benar sudah ada kasus terpaparnya virus Je.

"Masih ditelaah. Kami minta ke balai besar lab kesehatan benar apa tidak ada (kasusnya)," kata Menkes Nila di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (9/11). Menurut dia, Kementerian Kesehatan sudah melakukan imunisasi di Bali sebagai upaya pencegahan terhadap virus Je. "Imunisasi Je khusus di Bali sudah kami lakukan," katanya.

Sementara dari hasil laporan yang diterima Nila, tidak ada kasus Je di Sulawesi Utara. "Yang Sulut, negatif," katanya.

Pemerintah Australia mengeluarkan peringatan perjalanan untuk warganya yang berencana melancong ke Indonesia. Terutama ke Bali karena adanya kasus penyebaran virus Japanese encephalitis (Je).

Dalam laman resmi di Smartraveller.gov.au, tertulis bahwa meski risiko terinfeksi Je rendah, warga Australia diminta untuk menghindari gigitan nyamuk. Turis Australia juga diminta melakukan vaksin sebelum bepergian.

Penyakit akibat virus Je ditularkan dari gigitan nyamuk ke manusia. Virus ini menyebabkan selaput otak mengalami peradangan. Dalam beberapa kasus, penyakit ini bisa mengakibatkan kebutaan dan kelumpuhan, bahkan ada yang berujung pada koma maupun kematian.

Virus Je ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Namun juga bisa ditularkan melalui burung, kelelawar, sapi dan babi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement