Kamis 08 Nov 2018 15:01 WIB

Ibu Hamil Kurang Minum Bisa Hambat Pertumbuhan Janin

Air yang dikonsumsi berguna untuk produksi air ketuban.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Ani Nursalikah
Ibu hamil minum air (ilustrasi).
Foto: Republika/Amin madani
Ibu hamil minum air (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Indonesia Hydration Working Group (IHWG), Prof Budi Wiweko mengatakan ibu hamil memiliki kebutuhan cairan lebih banyak. Dalam studinya di di Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta, hamil butuh 2,5 liter air dalam sehari.

Idealnya, dalam sehari orang dewasa mengonsumsi delapan gelas air. Sedangkan pada anak-anak enam gelas air.

Hal ini penting bagi ibu hamil karena air yang dikonsumsi berguna untuk produksi air ketuban. Ibu hamil harus minum yang cukup agar air ketuban tercukupi.

Air ketuban paling banyak dihasilkan dari urine bayi. Jumlah urine bayi akan banyak bila ia mendapatkan nutrisi dan cairan yang cukup.

Pada ibu hamil yang jumlah air ketubannya sedikit, Prof Budi menganjurkan untuk mengonsumsi lebih banyak air, yaitu sekitar tiga liter atau lebih per hari. Air ketuban sangat mempengaruhi kualitas janin.

Janin akan sehat jika air ketuban cukup. Bila air ketuban kurang, maka pertumbuhan bayi tidak terlalu baik, diantaranya pertumbuhan janin bisa terhambat. Untuk tumbuh, janin perlu bergerak aktif dengan adanya air ketuban.

“Pertumbuhan bayinya kurang baik. Janinnya bisa kecil,” ujarnya disela konferensi pers The 2nd Indonesian Hydration & Health Conference (IH2C), di Jakarta, Rabu (7/11).

Selain itu, menurut Prof Budi, alat gerak janin juga bisa timbul kelainan bentuk, anatomi dan sebagainya. Ujung-ujungnya bisa mengakibatkan kematian bayi di dalam rahim bila air ketuban kurang.

Ia menambahkan, kekurangan air ketuban juga akan menyebabkan berkurangnya pertumbuhan otak bayi. Pertumbuhan otak bayi itu ditentukan dalam seribu hari pertama kehidupan.

Selama didalam rahim, komponen nutrisi merupakan komponen yang sangat penting. Salah satu bagian nutrisi adalah air yang termasuk kategori makronutrisi.

“Tentu sangat berpengaruh kalau air kurang, sampai kehamilan tidak berlanjut. Kalau diawal kehamilan janin bisa meninggal. Kalau pertengahan atau akhir harus melahirkan segera karena bayi bisa meninggal dalam lahir,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement