Kamis 08 Nov 2018 12:21 WIB

Membuat Film Dokumenter Ala Pemenang Emmy Awards

Membuat film haruslah memiliki keahlian bercerita.

Membuat film.
Foto: VOA
Membuat film.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Sineas film dokumenter pemenang Emmy Awards, Lisa Russell membagikan beberapa tips untuk membuat film dokumenter yang baik.

"Saya percaya membuat film adalah sebuah keahlian dan menceritakan merupakan sebuah keahlian, jadi Anda harus memahami serta menguasainya seperti sebuah keahlian," ujar Lisa di Nusa Dua, Bali, Rabu (7/11).

Dia lebih lanjut menjelaskan dirinya membutuhkan waktu tiga tahun untuk memahami keahlian membuat film dan menekankan proses editing lebih dari sekadar mengedit. Mengedit juga tentang bagaimana Anda menceritakan film itu secara keseluruhan.

"Jangan terburu-buru, temukan dulu cerita atau kisah yang hendak Anda filmkan, lalu alokasikan waktu terbaik Anda untuk membuat film tersebut dan ketika selesai Anda baru mengerjakan setengah dari prosesnya," kata Lisa.

Menurutnya, setengah proses produksi lainnya dalam film dokumenter yang harus dilakukan seorang sineas adalah berupaya menayangkan film yang telah dibuat tersebut. "Saya menghadiri beragam konferensi, mengisi abstrak ilmiah mengenai film yang saya buat, kemudian berupaya menayangkannya di sekolah-sekolah dan acara konferensi," ujar Lisa.

Dia optimistis kendati tips tersebut terlihat berat, namun bisa dilakukan oleh semua orang walaupun memakan proses yang cukup lama. "Saya menguasai keahlian saya dan membuat saya membutuhkan waktu yang begitu lama untuk menguasainya," kata Lisa dalam gelaran World Conference on Creative Economy.

Lisa Russell merupakan sineas Amerika Serikat yang selama lebih dari 15 tahun menggarap sejumlah film dokumenter, seperti Youth Zones yang mengangkat kisah generasi muda yang hidup di kawasan konflik atau pascabencana alam, kemudian Its About People pada 2014 dan yang terbaru Heroines of Health pada 2017.

Salah satu karyanya, Bi-Racial Hair, berhasil membawa pulang trofi Emmy Awards untuk kategori Outstanding Advanced Media Interactivity pada 2009. Film dokumenter pendek tersebut menceritakan pandangan satir terhadap ketegangan rasial di kalangan generasi muda keturunan Afrika-Amerika.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement