Jumat 02 Nov 2018 06:58 WIB

Makin Banyak Ditemukan Anak dengan Diabetes

Angka kejadian diabetes anak meningkat 700 persen selama 10 tahun.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Konsumsi makanan cepat saji atau junk food bisa memicu diabetes di anak.
Foto: pixabay
Konsumsi makanan cepat saji atau junk food bisa memicu diabetes di anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes yang umumnya dianggap sebagai penyakit orang dewasa, kini semakin banyak ditemukan pada usia anak-anak. Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan angka kejadian DM pada anak usia 0 sampai 18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700 persen selama jangka waktu 10 tahun.

Jumlah kasus baru DM tipe-1 dan tipe-2 berbeda antar populasi dengan distribusi usia dan etnik yang bervariasi. Sejak September 2009 hingga September 2018 terdapat 1.213 kasus DM tipe-1, paling banyak didapatkan di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan.

Baca Juga

Pengumpulan data jumlah kasus DM tipe-2 pada anak masih belum secara luas dilakukan. Jumlah pasien dengan DM tipe-2 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tercatat 5 pasien sejak tahun 2014 sampai 2018.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), menjelaskan diabetes melitus (DM) atau penyakit kencing manis adalah gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal yang berlangsung secara kronis. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas.

Insulin berfungsi mengatur penggunaan glukosa oleh otot, lemak atau sel-sel lain di tubuh. Apabila produksi insulin berkurang, maka akan menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

Pada umumnya, DM dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. DM tipe-1 disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin, sementara DM tipe-2 disebabkan oleh gangguan kerja insulin yang juga dapat disertai kerusakan pada sel pankreas.

"Seringkali DM dianggap sebagai penyakit orang dewasa. Namun demikian, DM juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja, khususnya DM tipe-1," ujarnya dalam media briefing ‘Anak Juga Bisa Diabetes’ yang diselenggarakan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Meskipun kasus DM tipe-1 yang paling banyak pada anak, terdapat kecenderungan peningkatan kasus DM tipe-2 pada anak dengan faktor risiko obesitas, genetik dan etnik, serta riwayat DM tipe-2 di keluarga. Penyebab DM tipe-1 adalah interaksi dari banyak faktor antara lain, kecenderungan genetik, faktor lingkungan, sistem imun, dan sel β pankreas yang perannya masing-masing terhadap proses DM tipe-1 belum diketahui.

Berbeda dengan DM tipe-1, DM tipe-2 sangat erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat seperti berat badan berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, dan diet tidak sehat atau tidak seimbang, serta merokok.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan angka kejadian faktor risiko DM tipe-2 yaitu sebesar 18,8 persen anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan 10,8 persen menderita obesitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement