Kamis 01 Nov 2018 04:32 WIB

Menyiasati Anak yang Pilih-Pilih Makanan

Menghadapi selective eater lebih sulit ketimbang picky eater.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Biasakan memberi anak makanan yang sehat, mulai dari pagi hingga makan terakhirnya di hari itu.
Foto: Republika/Prayogi
Biasakan memberi anak makanan yang sehat, mulai dari pagi hingga makan terakhirnya di hari itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada usia balita 3-5 tahun, anak berpotensi menjadi picky eater atau pilih-pilih makanan yang akibatnya mengkhawatirkan para ibu. Selain picky eater, ada juga yang disebut selective eater yaitu menolak hampir segala kelompok makanan.

Prof Rini Sekartini  SpA(K), Pakar Tumbuh Kembang Anak serta Ketua IDAI Cabang Jakarta menjelaskan keduanya acapkali mengkhawatirkan para ibu. Picky eater yang berarti penolakan terhadap jenis makanan tertentu memiliki spektrum luas. Selain bisa berdampak pada gizi yg tidak cukup, picky eater berhubungan dengan rasa dan tekstur makanan. Misalnya anak hanya ingin memakan goreng-gorengan, seperti ayam goreng, nasi goreng.

Baca Juga

Hal itu tidak menjadi masalah, selama gizi anak terpenuhi. Yang penting harus tercukupi karbohidrat, porotein, sayur, buah dan susu. "Misalnya mau satu macam makanan, seperti mau ayam goreng terus tidak apa-apa padahal kalau anaknya bahagia," ujarnya di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Untuk menghadapi anak selective eater terbilang lebih sulit. Ibu bisa menyiasatinya dengan berbagai cara. Jika anak menolak nasi, ada buah alpukat atau pisang untuk asupan karbohidrat walaupun kandungan di dalamnya lebih sedikit. Ibu bisa juga membuatkan jus atau olahan lain yang lebih disenangi agar anak lebih semangat menerima makanan.

Penyebab picky eater pada anak bisa dari beragam faktor, seperti paparan pada usia dini, kepribadian, lingkungan dan tekanan saat makan. Orang tua juga harus mengintrospeksi pola makannya.

Kalau sudah prasekolah, urusan makan cenderung sudah menjadi kendali anak, dibandingkan saat ia bayi atau balita. Anak juga butuh contoh kesenangan maupun ketenangan saat makan.

"Jangan lupa suasana tenang, jangan karena buru-buru mau kerja jadi rusuh. Kalau lambung anak kecil, jangan kasih porsi gede jadi tidak habis-habis. Porsi kecil tidak apa-apa tapi sering," lanjutnya.

Hal terpenting, orang tua jangan mudah menyerah. Perhatikan pertumbuhan berat badan anak, sering sakit atau tidak. Selain kebutuhan makan, imunisasi juga sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh anak. Jika picky dan atau selective eater tidak segera diatasi , maka asupan gizi anak menjadi tak seimbang dan anak akan berisiko stunting (tumbuh tidak optimal) serta mengalami masalah kesehatan lainnya.

"Nah kalau sudah suka makan, jaga agar tidak obesitas dengan aktivitas fisik," katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement