Rabu 31 Oct 2018 21:16 WIB

Pemberian Antibiotik Pada Anak Dikaitkan dengan Obesitas

Selain antibiotik, obat penekan asam juga mengubah jumlah bakteri dalam usus

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Obesitas anak
Obesitas anak

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gut, resep untuk antibiotik dan obat penekan asam selama masa kanak-kanak dikaitkan dengan perkembangan obesitas.

Penelitian yang dipimpin oleh Christopher M Stark, Apryl Susui, Jil Emerick dan Cade M Nylund melaporkan penekan asam dan antibiotik yang diambil untuk anak usia dini dapat memodifikasi mikrobiota usus, terutama jika mereka diminum dalam waktu yang lama. Hal ini kemungkinan juga mengembangkan obesitas.

Antibiotik dan obat penekan asam dapat mengubah jenis jumlah bakteri yang ada di usus. Untuk mempelajari hubungan potensial antara jenis obat ini pada anak usia dini, dan pengembangan obesitas, para peneliti menganalisis obat yang diresepkan untuk 333.353 anak berusia antara nol dan dua tahun yang lahir antara 2006 dan 2013.

Dari total kelompok, 72,5 persen diberi resep antibiotik, 12 persen diberi resep penekan asam H2RA dan tiga persen diberi resep obat pelindung lambung PPI. Seperti yang dikutip dari Malay Mail, Rabu (31/10), sebanyak 46.993 anak atau 14 persen dari kelompok mengembangkan obesitas.

Menurut penelitian, anak laki-laki yang lahir oleh C-section berada pada resiko yang lebih besar mengembangkan obesitas. Resiko obesitas setelah resep antibiotik atau PPI bermanifestasi dari usia tiga tahun. Usia ini adalah rata-rata di mana obesitas diidentifikasi untuk pertama kalinya pada anak-anak yang diteliti.

Antibiotik yang diresepkan selama anak usia dini meningkatkan risiko obesitas sebesar 26 persen, terlepas dari jenis antibiotik. Resiko ini meningkatkan jika anak diresepkan beberapa jenis antibiotik.

Para peneliti menyimpulkan bahwa sementara obat-obatan ini memainkan peran terapeutik penting untuk mempertimbangkan manfaat jangka pendek terhadap risiko jangka panjang. Mereka juga menekankan perlunya menghindari pemberian obat berlebihan pada pasien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement