REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Pangeran Harry dari Inggris dan istrinya Meghan Markle disambut dengan upacara di Selandia Baru, Ahad (28/10). Selandia terbaru menjadi lokasi lawatan terakhir dari rangkaian perjalanan mereka ke sejumlah negara di Pasifik.
Pasangan kerajaan itu, yang melakukan lawatan pertama kerajaan sejak menikah pada Mei, sudah mengunjungi Australia, Fiji, dan Tonga. Mereka diterima di bandar udara Wellington oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern.
Upacara penyambutan resmi berlangsung di halaman Wisma Pemerintah, kediaman Gubernur Jenderal Dame Patsy Reddy. Harry dan Meghan beradu hidung dengan para pemimpin Maori dalam penyambutan adat, yang disebut hongi. Mereka juga disambut dengan haka, tarian perang suku, yang sudah berumur berabad-abad, untuk menghormati dan menghargai mereka. Penghormatan dengan penembakan meriam 21 kali juga dilakukan.
Meghan mengenakan mantel bermotif kotak-kotak coklat dan gaun hitam sederhana, sementara Harry berbusa abu-abu gelap. Keduanya memakai pin di dada mereka.
Meghan Markle beradu hidung dengan para pemimpin Maori dalam penyambutan adat, yang disebut hongi di Wellington, Selandia Baru, Ahad (28/10).
Sebelumnya, Harry dan Meghan mengunjungi Taman Makan Pahlawan Perang Nasional Pukeahu untuk meletakkan karangan bunga di pusara Ksatria Tidak Dikenal dan mengunjungi UK Memorial.
Kerumunan orang berkumpul untuk melihat dari dekat walaupun sekilas cucu Ratu Elizabeth dan istrinya. Pasangan itu menghabiskan waktu bertemu dengan berjabat tangan dengan pengagum mereka sebelum pergi.
Pasangan tersebut terbang dari Australia pada Ahad setelah menutup Invictus Games di Sydney semalam dan disertai beberapa atlet Invictus Games dari Selandia Baru. Invictus Games adalah perlombaan seperti paralympik internasional bagi anggota militer yang cedera dalam pertempuran, yang didirikan oleh Harry.
Pada Ahad malam, pasangan itu akan menghadiri resepsi merayakan ulang tahun ke-125 hak pilih wanita. Selandia Baru menjadi negara pertama di dunia dengan kaum wanita dapat memberikan suara dalam pemilihan anggota parlemen pada 1893.