REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Elba Damhuri
Jepang termasuk negara yang kaya festival. Salah satunya Festival Kenka Matsuri (Festival Nada) atau Festival Tarung di Himeji, Jepang. Festival kaum pria ini berlangsung selama dua hari, pada setiap 14-15 Oktober setiap tahunnya.
Kenka Matsuri merupakan Festival besar warga Himeji untuk merayakan masa panen. Festival ini sudah berlangsung lebih dari 200 tahun dan hingga kini terus dipertahankan --bahkan mampu menarik turis-turis asing datang.
Takai Takeo, peserta Festival yang juga satu pejabat di Pemerintah Kota Himeji, mengatakan Kenka Matsuri merupakan festival untuk merayakan panen para petani dari tujuh desa di wilayah itu.
Peserta membawa panji-panji kebesaran dalam Festival Kenka Matsuri di Himeji, Jepang.
"Kami menyebut ini sebagai Festival Tarung karena ada adegan adu Miskoshi untuk menentukan siapa pemenang," kata Takai saat ditemui di arena Festival.
Sambil mengangkat Yatai, Takai menjelaskan, para pria ini meneriakkan kata "yuwasa!", "yuwasa!", "yuwasa!", yang dimaksudkan sebagai upaya agar meraih kehidupan yang lebih baik.
Masa panen dan sesudahnya mencerminkan kehidupan yang lebih baik. "Yuwasa" sendiri, kata Takai, bukan merupakan kosa kata Bahasa Jepang, namun menjadi simbol penyebutan pada Festival ini.
Yatai yang diusung pada Festival Kenka Matsuri di Himeji, Jepang.
Kuil Matsubara Hachiman di Kota Himeji menjadi tempat Festival ini digelar. Tujuh desa di wilayah itu mengikuti Festival ini dan untuk meraih satu tiket kemenangan.
Pada hari pertama, tujuh tim yang berasal dari tujuh desa (distrik) mengangkat Yatai menuju Kuil. Ini menjadi bagian dari upacara ritual Festival ini. Prosesi ini berlangsung antara pukul 11 hingga 2 sore.
Yatai terbuat dari kayu yang diukir, ada tempelan emas, perak, dan tirai. Beratnya bisa mencapai satu ton. Harga Yatai ini rata-rata 1 juta dolar AS atau sekitar Rp 15 miliar.
Masing-masing desa memiliki simbol warna berbeda. Ada merah, kuning, hijau, biru, pink, oranye, dan putih. Satu desa diwakili 40 pria, dari anak remaja hingga berumur 45 tahun.
Mikoshi yang dipakai dalam Festival Kenka Matsuri di Himeji, Jepang.
Pakaian mereka juga khas. Ikat kepala dari kain yang warnanya sesuai asal desa mereka. memakai celana ala sumo dan baju dikancingi dan tanpa lengan menutupi tangan dan perut.
Setelah ritual membawa Yatai, para pria ini membawa Mikoshi, yakni rumah kecil yang diarak dan kemudian diadu dengan peserta dari desa lain.
Para pria yang membawa Mikoshi saling menabrakkan Mikoshinya satu sama lain. Siapa yang kuat, lebih lama, dan tak jatuh, dia yang menang.
Bagian Mikoshi yang ringan diangkat oleh pria berumur hingga 25 tahun. Bagian yang cukup berat diangkat oleh pria berumur antara 26 dan 35 tahun.
Bagian yang paling berat diangkat oleh pria berusia di atas 36 tahun. Sambil menabrakkan Mikoshi, mereka saling berteriak dan bersorak.
Warung-warung makan di sekitar area Fstival Kenka Matsuri di Himeji, Jepang.
Pertarungan mengadu Mikoshi ini berlangsung di hari kedua Festival. Untuk tahun ini, Festival Kenka Matsuri dimenangkan tim dari desa dengan warna merah.
Info Festival Kenka Matsuri
* Matsubara Hachiman dekat dari Stasiun Shirahama-no-miya
* Stasiun Shirahama-no-miya terkoneksi dengan Stasiun Himeji.
* Tiket gratis
* Naik bus sekali dari Terminal Himeji
Turis menyaksikan Festival Kenka Matsuri.
Berapa Habis Jalan-Jalan ke Himeji, Jepang?
Biaya tiket, hotel murah (apartemen), makan, ongkos transportasi lokal, hingga tiket masuk tempat wisata untuk 5 hari sekitar Rp 15 juta-an. Ini semua tergantung biaya makan dan hotel.