Kamis 25 Oct 2018 06:00 WIB

Peneliti Temukan Hubungan Erat Kopi Hitam dan Psikopat

Penyuka kopi dengan gula atau susu cenderung pribadi yang menyenangkan

Rep: MGROL 111/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kopi hitam
Foto: Republika/Amin Madani
Kopi hitam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini hampir semua orang menyukai kopi. Beberapa suka dengan sedikit gula, beberapa dengan sedikit susu dan kemudian ada yang suka tanpa susu. 

Akan tetapi jika Anda merasa ngeri saat melihat kopi hitam, dan lebih memilih untuk menikmati Cafe Latte, Cappucino atau Mochaccino, studi baru mungkin memberi Anda alasan lain. Khususnya untuk waspada tidak hanya dengan kopi hitam tetapi juga mereka yang meminumnya.

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh University of Innsbruck di Austria membuat klaim yang agak ekstrim. Studi ini mengatakan bahwa orang-orang yang menyukai kopi hitam mereka lebih cenderung menjadi psikopat atau sadis seperti yang dilansir melalui India Times.

Studi ini mensurvei 1000 orang dewasa pada preferensi kopi mereka dan juga melakukan tes kepribadian berdasarkan tipe kepribadian machiavellian terkemuka seperti sadisme, agresi dan psikopati.

Para peneliti menemukan hubungan aneh antara preferensi untuk kopi pahit dan ciri-ciri kepribadian psikopat. Studi ini juga menemukan bagaimana orang yang cenderung memiliki preferensi kopi yang lebih seperti susu atau bergula cenderung memiliki sifat-sifat kepribadian yang menyenangkan seperti kebaikan dan simpati.

Para peneliti mengklaim bahwa makanan pahit dan kecenderungan psikopat ini bisa menjadi para dan menjadi serius seiring waktu. Kebanyakan orang yang memilih kopi hitam hari ini sadar tentang kesehatan mereka dan kadang-kadang mereka melakukannya tanpa menyadarinya.

Hanya saja pahit bisa subjektif dan karenanya kesimpulannya mungkin tidak begitu akurat. Budaya dan pengalaman orang-orang juga menentukan selera mereka dan mereka dapat berubah seiring waktu.

Intinya adalah jangan gunakan penelitian ini untuk mendefinisikan seseorang. Meski begitu penelitian ini bisa menjadi instrumen dalam studi lebih lanjut untuk menentukan pola kepribadian dan perilaku makan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement