REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali kita merasa tak nyaman bahkan kesal ketika sedang berbincang dengan pasangan justru direcoki ponsel. Anda juga mungkin kesal ketika pasangan lebih memprioritaskan ponsel dibandingkan hal lainnya.
Perilaku pasangan Anda mungkin secara diam-diam merusak hubungan dan sekarang ada sebuah penelitian untuk membuktikannya. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Baylor di Texas, ‘Pphubbing’ (phubbing) memiliki potensi untuk menghancurkan hubungan romantis Anda.
Bagi mereka yang tidak tahu, kata phubbing berasal dari dua kata phone and snubbing, dan baru diciptakan pada tahun 2012. Jika pasangan Anda mengabaikan anda untuk memperhatikan ponselnya, berarti Anda sedang phubbed. Hati-hati itu adalah bendera merah hubungan yang harus diwaspadai.
Penelitian ini dilakukan pada lebih dari 450 orang untuk menganalisis dampak dari phubbing ini pada hubungan. Kebiasaan menurut peneliti terus meningkat dan 46 persen peserta mengaku di-phubbed oleh pasangan mereka.
Studi ini menemukan bahwa 23 persen pasangan mengaku memiliki konflik dalam hubungan mereka karena phubbing dan itu menyebabkan tingkat kepuasan hubungan yang lebih rendah. Mengejutkan, penelitian menunjukkan bahwa phubbing terkait dengan depresi dan pada kenyataannya, 36,6 persen peserta melaporkan merasa tertekan setidaknya beberapa titik waktu.
“Tingkat kepuasan hubungan yang lebih rendah ini, pada gilirannya, menyebabkan tingkat kepuasan hidup yang lebih rendah dan, pada akhirnya, tingkat depresi yang lebih tinggi,” kata James A. Roberts, salah satu peneliti seperti yang dilansir melalui India Times.
Peneliti lain dari penelitian ini, Meredith David, dengan tepat mengatakan, “Sesuatu yang umum seperti penggunaan telepon dapat merusak fondasi kebahagiaan kita, hubungan kita dengan mitra romantis kita.”
Atas dasar itu para peneliti menyarankan untuk menempatkan beberapa batasan pada penggunaan ponsel. Mungkin, menjaga jarak telepon Anda setidaknya setengah jam sebelum waktu tidur akan menjadi awal yang baik. Sudah waktunya kita mulai berkomunikasi dengan mitra kita dalam kehidupan nyata daripada membuang-buang waktu dalam yang virtual.