Sabtu 13 Oct 2018 19:00 WIB

Personel God Bless tak Pernah Menyerah pada Zaman

God Bless akan menggelar konser anniversary 45 tahun mereka berkarya.

Grup band rock legendaris Indonesia, God Bless.
Foto: Farah Noersativa
Grup band rock legendaris Indonesia, God Bless.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sempat vakum dari kegiatan rekaman, nyatanya grup rock legendaris Indonesia, God Bless, tak pernah benar-benar mundur dari dunia musik Tanah Air. Dua tahun lalu, pada Desember 2016, God Bless merilis album terbaru mereka bertajuk "Cermin 7".

"Cermin 7" berisi 12 lagu, dengan sembilan di antaranya merupakan lagu lawas dari album Cermin yang dirilis pada 1980. Namun bukan God Bless namanya, jika tak tampil dengan gebrakan baru.

Di album terbarunya, sembilan lagu lama yang diambil dari album kedua God Bless hadir dalam aransemen baru. Keempat personel God Bless, mengemukakan alasannya. Album ''Cermin'' dipandang menyimpan sejumlah karya kuat yang tetap menantang diaransemen ulang.

"Banyak lagu bagus yang pada waktu penggarapannya dulu masih menggunakan teknologi sederhana," kata Ian Antono seperti dalam siaran persnya.

Achmad Albar, Donny Fattah dan Abadi Soesman pun sepakat untuk menghidupkan kembali lagu-lagu klasik seperti “Selamat Pagi Indonesia”, “Anak Adam”, “Cermin”, “Musisi” mau pun “Balada Sejuta Wajah”. Keempat musisi senior ini lantas  membongkar artefak rock tersebut dan menyajikannya dalam kemasan yang lebih segar tanpa mengubah bagan masing-masing lagu, sehingga para penggemar musik rock yang sudah terlanjur jatuh cinta tidak perlu merasa kehilangan dengan masuknya beberapa unsur bebunyian baru.

Bergabungnya Fajar Satritama ke dalam formasi God Bless sungguh menyuntikan darah segar. Dengan teknik pukulan sangat bertenaga, salah seorang pendiri kelompok Edane ini sukses menjaga keseluruhan beat.

Bahkan untuk lagu tertentu, sebut saja “Musisi”, harus diakui kontribusinya menjadikan lagu tersebut lebih agresif dari versi asli. Begitu juga dengan “Anak Adam”, lagu berirama progresif yang pada sekitar 30 tahun silam ini pernah menjadi “lagu wajib” festival musik rock di berbagai kota Indonesia.

God Bless juga tetap menghadirkan karya segar sebagai single, yaitu “Damai”. Dari judulnya segera sudah terbaca pesan apa yang ingin disampaikan kepada publik.

Menyampaikan pesan moral melalui karya seni sebenarnya bukan hal baru bagi mereka. Mulai dari humanisme, cinta dalam pemahaman yang lebih universal hingga ketidakdilan sudah pernah berseliweran sejak album pertama.

Hanya saja, lagu yang liriknya ditulis oleh Teguh Esha, penulis novel remaja terkenal Ali Topan  Anak Jalanan, ini terasa sangat kontekstual dengan situasi dalam negeri belakangan ini. Dikemas dalam irama medium beat, arasemen yang ringan, lagu ini mengajak siapa saja memasuki ruang optimisme. Liriknya pun tidak memperlihatkan struktur yang rumit sehingga sangat mudah diingat dan dibawakan. 

Secara filosofis rampungnya pengerjaan album Cermin 7 menjadi inspirator yang tetap mengobarkan semangat kreatif bahwa dunia musik rock Indonesia tetap hidup dan memiliki tempat tersendiri. Termasuk eksistensi grup musik legendaris seperti God Bless, yang lebih dari 40 tahun melanglang buana di jagad musik Tanah Air.

Memperingati 45 tahun eksistensi mereka di dunia musik, God Bless berencana menggelar konser. Konser anniversary tersebut, dijadwalkan digelar pada 3 hingga 4 November 2018 mendatang di Telkom Landmark Tower.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement