Senin 15 Oct 2018 04:35 WIB

Alergi Ternyata tak Seburuk yang Dikira, Ini Alasan Peneliti

Ternyata proses yang memunculkan reaksi alergi sebenarnya menyelamatkan nyawa.

Rep: MGROL 111/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bersin, salah satu tanda alergi
Foto: Dailymail
Bersin, salah satu tanda alergi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tubuh manusia sangat mudah beradaptasi dengan kondisi di sekitar. Hanya saja sebuah tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa bahkan alergi kita bisa menjadi tanda kekuatan, bukan kelemahan.

Ternyata proses yang memunculkan reaksi alergi sebenarnya menyelamatkan nyawa. Selama reaksi alergi melepaskan zat kimia yang disebut histamin inilah yang menciptakan gejala-gejala menyebalkan seperti bersin atau pilek.

Daniele Piomelli, Ph.D., yang memimpin penelitian itu, mengatakan kepada seperti yang dilansir melalui Mindbodygreen bahwa alergi mungkin tidak seburuk yang orang pikirkan. Penelitian yang keluar dari Universitas California, Irvine, menemukan bahwa selama periode puasa atau situasi berat tanpa makanan, tubuh melepaskan histamin dari usus. Bahan kimia ini meminta pelepasan oleoylethanolamide (OEA).

Sebelumnya para ilmuwan mendapat kesan bahwa peran utama OEA adalah untuk mencegah perasaan lapar, tetapi penelitian ini menemukan bahwa OEA sebenarnya memicu penciptaan dan pelepasan zat keton. Zat atau molekul penting ini ternyata untuk menjaga otak tetap aktif selama waktu kapan pun tubuh kita dalam mode bertahan hidup. 

Kesimpulannya kadang kita sebal dengan mata gatal atau hidung meler dan sebenarnya tak ingin berada dalam kondisi seperti itu. Hanya saja jika anda menemukan diri dalam mode 'bertahan hidup', yaitu mata gatal atau hidung meler maka berterima kasihlah kepada tubuh anda. Alasannya karena kondisi itulah anda tetap hidup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement