Sabtu 13 Oct 2018 05:25 WIB

Masa Peralihan Menuju Dewasa Penting Bagi Remaja

Remaja bereksperimen dengan berbagai identitas yang berbeda.

Remaja perempuan mengobrol dan curhat dengan temannya (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Remaja perempuan mengobrol dan curhat dengan temannya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter kejiwaan Petrin Redayani Lukman mengatakan masa remaja akhir dan peralihan menuju dewasa merupakan periode yang sangat penting karena pada tahap itu individu mengambil pilihan dan terlibat dalam berbagai kegiatan yang memengaruhi hidupnya di masa depan.

"Remaja dalam tahap menyesuaikan sense of self dalam fisik yang baru, seperti perubahan biologi dan fisik (pubertas) yang cepat dan ekstrem," ujar Petrin saat berbincang dalam seminar Mental Health Among Youth di Jakarta, Jumat (12/10).

Dokter yang berpraktik di RSCM juga menyebutkan remaja dalam tahap menyesuaikan terhadap tubuh dan perasaan yang mulai matang secara seksual. "Remaja beradaptasi terhadap seksualitas, menetapkan identitas seksual, dan mengembangkan kemampuan untuk hubungan romantis," katanya.

Seorang remaja memiliki peralihan dari berpikir konkret di usia anak menjadi berpikir abstrak. "Remaja dapat berpikir secara abstrak dari hipotesis. Ia dapat memertimbangkan banyak kemungkinan dan hasil logis dari peristiwa yang terjadi. Kemudian, remaja dapat memertimbangkan dari berbagai sudut, empati semakin meningkat, artinya menempatkan diri pada posisi orang lain," kata Petrin.

Selain itu, remaja mengenal dirinya sendiri sebagai bagian dari orang tua. Ia bereksperimen dengan berbagai identitas yang berbeda dan sementara melalui jenis pakaian, musik, gaya rambut, sikap dan perilaku, dan gaya hidup.

"Remaja juga membentuk nilai pribadi dengan mengevaluasi dan merestrukturisasi keyakinan pada masa kanak-kanak," ucapnya.

Remaja bernegosiasi kembali terhadap hubungan dengan orang tua, mengembangkan hubungan stabil dan produktif dengan teman sebaya, dan memenuhi tuntutan dan tanggung jawab sebagai orang yang semakin dewasa. "Diharapkan pada tahap ini terjadi ikatan yang kuat antara orang tua dengan anak remaja. Alasan kedekatan tersebut adalah demi mencegah terjadinya problem psikiatri, seperti gejala depresi, mengalami masalah kejiwaan, perilaku mencederai diri, dan penyalahgunaan zat bila remaja tidak dapat melewati masa peralihan tersebut," kata Petrin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement