Jumat 12 Oct 2018 19:37 WIB

6 Cara Media Sosial Ganggu Kesehatan Mental (2-Habis)

Penggunaan media sosial secara berlebih picu terjadinya masalah kesehatan mental.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Sebuah ponsel memperlihatkan akun media sosial Twitter.
Foto: EPA
Sebuah ponsel memperlihatkan akun media sosial Twitter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media sosial nampaknya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat masa kini. Namun ketergantungan yang tinggi akan media sosial terkadang memberi dampak negatif bagi kesehatan mental para penggunanya.

Saat digunakan secara bijak, media sosial memang dapat memberikan beragam keuntungan bagi penggunanya. Namun terlalu sering menggunakan media sosial dalam jangka panjang dapat membuat pengguna merasa tak bahagia dan terisolasi.

Sayangnya, dampak negatif penggunaan sosial media berlebih terhadap kesehatan mental ini jarang disadari oleh pengguna yang bersangkutan. Independent mengungkapkan setidaknya ada enam dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari penggunaan sosail media berlebih terhadap kesehatan mental.

Berikut ini adalah keenam dampak tersebut.

Dampak Terhadap Tidur

Tidur merupakan salah satu hal terpenting bagi kesehatan tubuh. Namun, kebiasaan mengakses media sosial sebelum tidur dapat membuat seseorang menjadi lebih sulit untuk tertidur lelap.

"Kecemasan dan kecemburuan dari apa yang kita lihat di media sosial akan membuat otak kita tetap pada kewaspadaan tinggi, membuat kita sulit untuk tertidur," ungkap Dr Bono.

Oleb karena itu, ponsel sebaiknya dijauhi setidaknya 40 menit sebelum tidur. Cara sederhana ini dapat akan memberi dampak yang besar bagi perbaikan kualitas tidur.

Dampak Terhadap Konsentrasi

Media sosial mungkin menyediakan beragam informasi yang bisa diakses hanya dengan jentikan jari. Meski terdengan bagus, segala informasi yang tersedia dengan mudah ini akan membuat otak terbiasa dengan sesuatu yang instan. Hal ini dapat mempengaruhi seberapa lama otak mampu berkonsentrasi.

Dampak Terhadap Kesehatan Mental

Selain terbukti dapat menimbulkan ketidakbahagiaan, penggunaan media sosial secara berlebih juga dapat memicu terjadinya masalah kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi. Survei terhadap 1.000 orang Generasi Z pada Maret lalu menunjukkan bahwa banyak dari mereka yang akhirnya memilih untuk meninggalkan media sosial. Alasannya, 41 persen dari mereka menyatakan bahwa media sosial membuat mereka merasa cemas dan depresi.

Hal ini juga diraskaan oleh DJ Ben Jacobs yang memiliki lebih dari 5.000 pengikut di Twitter. Jacobs memutuskan untuk berhenti sementara dari Twitter pada 2016 karena penggunaan media sosial memberinya rasa cemas.

"Setelah berhenti sementara dari Twitter, saya memiliki pikiran yang lebih jernih dan waktu yang lebih banyak untuk didedikasikan pasa hal-hal lain," jelas Jacobs.

Pengguna media sosial pada dasarnya tidak harus benar-benar meninggalkan media sosial. Namun ketika ketika perasaan negatif mulai muncul akibat penggunaan media sosial, tak ada salahnya sedikit membatasi waktu terlebih dahulu dari media sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement