REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tubuh manusia adalah sarang dari berbagai mikroorganisme, termasuk tempat bagi virus dan bakteri tumbuh dan berkembang biak. Ilmuwan memperkirakan, ada lebih dari 38 triliun bakteri serta lebih dari 380 triliun virus dalam tubuh manusia.
Kabar baiknya, jumlah besar virus tersebut bukan jenis berbahaya yang menyebabkan penyakit menyeramkan, seperti Ebola atau demam berdarah. Sebagian besar virus yang hidup dalam tubuh itu menginfeksi bakteri dalam jangka pendek.
"Virus dapat menghuni semua permukaan, baik di dalam maupun di luar tubuh. Virus ada dalam darah, pada kulit, paru-paru, urine, hingga tempat lainnya," ujar David Pride, associate director dalam bidang mikrobiologi di Universitas California San Diego.
Pride mengatakan, virus turut mengalami evolusi seiring dengan perkembangan manusia selama berabad-abad. Tidak sekadar menjadi bagian dari masa lalu, virus juga disebutnya akan memainkan peranan penting dalam masa depan kesehatan manusia.
Virus memang menular, tetapi tidak serta-merta berpindah begitu saja. Pada umumnya, virus memang merespons apa yang ada di sekeliling. Menariknya, para peneliti mengungkap bahwa terlalu banyak berinteraksi dengan satu orang saja justru mempercepat proses berbagi virus.
Namun, keberadaan virus tetap penting untuk menjaga tubuh tetap seimbang. Sederet studi baru terus dilakukan dan diperbarui guna mencari tahu apa yang dilakukan virus dalam tubuh serta berbagai kemungkinan di mana virus dapat meningkatkan kesehatan.
Hal serupa juga berlaku dalam perlakuan terhadap bakteri. Sedikit berlawanan dengan apa yang selama ini dipercaya, mengganggu kondisi bakteri ternyata justru bisa berbahaya bagi kesehatan. Lebih disarankan membiarkannya dalam kondisi alami.
Ketika bakteri sehat dalam tubuh terganggu akibat antibiotik, misalnya, mikroba jahat lain yang disebut patogen berkesempatan menyerang tubuh. Dengan demikian, bakteri sehat memainkan peran penting dalam mencegah intrusi patogen, dikutip dari laman Inverse.